- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Refleksi Perjalanan Spiritual dalam Agama

Google Search Widget

Dalam agama Islam, terdapat Jabal Rahmah, sebuah tugu batu yang memiliki makna mendalam. Di India, ada Lingga Yoni yang juga memiliki nilai spiritual. Air Zamzam di Makkah dan air Gangga di India sama-sama memiliki keistimewaan tersendiri. Perjalanan suci di Makkah dilakukan dengan kain slempang berwarna putih, sementara di sana menggunakan kain berwarna kuning.

Setelah menyelesaikan perjalanan suci, terdapat ritual yang berkaitan dengan rambut. Di Makkah, ritual tersebut dikenal dengan tahallul, sedangkan di India dilakukan pengundulan. Usai pelaksanaan ibadah ini, terdapat pula pengorbanan; di Makkah dilakukan kurban, sementara di India dikenal dengan Gadri. Ketika meninggalkan sujud, ada tanda yang berbeda: di Makkah dua, sedangkan di India delapan. Hal ini menunjukkan pentingnya kajian mendalam mengenai asal usul agama yang dipelopori oleh Milata Ibrahim.

KH Ahmad Muwafiq dalam bukunya “Islam Rahmatan Lil ‘Alamin” (2019) menjelaskan bahwa setelah Nabi Ibrahim wafat, petunjuk atau guidance mulai bergeser. Dua putranya, Ismail dan Ishaq, melanjutkan perjalanan spiritual ini. Petunjuk tersebut berubah ketika Ishaq memiliki anak bernama Yaqub atau Israil, yang kemudian memiliki dua belas anak dikenal sebagai Bani Israil.

Bani Israil mampu membangun petunjuk baru dengan diberikannya Kitab Injil dan Kitab Taurat. Kitab Taurat hingga kini masih menjadi bagian penting bagi umat Yahudi, sedangkan Kitab Injil diikuti oleh umat Nasrani yang memiliki pusat kekuasaan di Vatikan. Dengan demikian, kita melihat adanya pergeseran dalam petunjuk ini. Namun, Allah menunjukkan bahwa semua ini harus kembali ke jalur awal. Oleh karena itu, Rasulullah Muhammad SAW dilahirkan di Kota Makkah.

Makkah menjadi kunci bagi umat manusia untuk kembali kepada jalan Allah. Inilah alasan mengapa Rasulullah lahir di sana; untuk mengembalikan simbol kenabian dari awal hingga akhir sebagai Khatamul Anbiya’ wal Mursalin. Ketika terjadi perdebatan dengan agama-agama sebelumnya, Allah mengutus Rasulullah sebagai petunjuk kenabian dan mengangkatnya ke langit untuk menunjukkan jejak para pendahulunya.

Pemahaman tentang kelahiran Rasulullah di Makkah menjadikan kita sadar bahwa kita bukanlah orang Makkah, melainkan orang Indonesia. Meskipun Rasulullah berada di Makkah dan menyebarkan ajaran Islam hingga Madinah selama 22 tahun sebelum wafat, pengaruh ajarannya dapat dirasakan hingga ke Indonesia, di mana 90 persen penduduknya mengikuti ajaran beliau.

Proses penyebaran ajaran Islam tidaklah sederhana. Dalam Al-Qur’an terdapat rujukan tentang Shiratal Mustaqim dan Shiratalladzina ‘an ‘amta ‘alaihim, yang menggambarkan pentingnya refleksi dalam peringatan Maulid sebagai penghubung antara Makkah dan Madinah serta sejarah panjang yang tidak muncul begitu saja.

Rasulullah terkenal dengan pendekatan lembutnya dalam mengajarkan Islam. Beliau bukan sosok yang keras atau sembrono; sebaliknya, beliau menunjukkan rasa kasih sayang kepada umatnya dengan harapan agar mereka kembali ke jalan Allah. Dalam proses pengajaran, Rasulullah menggunakan metode yang beragam dan sederhana, menyesuaikan diri dengan tingkat pemahaman masing-masing individu, seperti yang terlihat pada Sayyidina Ali yang mendapat pengajaran sesuai dengan kecerdasannya.

Dengan cara ini, perjalanan spiritual dalam agama menjadi semakin jelas dan bermakna bagi umat manusia.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 24

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?