- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Ali bin Abi Thalib dan Gelar ‘Karramallahu Wajhah’

Google Search Widget

Gelar yang umum disematkan untuk para sahabat Nabi Muhammad adalah radiyallahu ‘anhu (semoga Allah meridhainya). Di samping sebagai doa, gelar tersebut juga merupakan bentuk penghormatan umat Muslim kepada para sahabat Nabi yang turut memperjuangkan eksistensi Islam pada masa-masa awal. Seiring waktu, Islam telah menjadi agama yang dianut miliaran manusia di seluruh dunia.

Berbeda dengan sahabat lainnya yang hanya diberi gelar radiyallahu ‘anhu, Sayyidina Ali bin Abi Thalib memiliki gelar khusus yang sering disematkan setelah namanya, yaitu karramallahu wajhah yang artinya ‘Semoga Allah memuliakannya’.

Apa yang mendasari pemberian gelar karramallahu wajhah kepada Ali bin Abi Thalib? Dalam buku Ali bin Abi Thalib, Sampai kepada Hasan dan Husain (Ali Audah, 2015), dijelaskan bahwa sepanjang hidupnya, Ali bin Abi Thalib tidak pernah menyembah berhala atau bersujud kepadanya. Hal ini menjadi alasan kuat bagi penyebutan namanya disertai dengan doa khusus tersebut, sebagai penghormatan atas kesetiaannya kepada Allah.

Ali bin Abi Thalib juga dikenal sebagai sosok yang sangat menjaga pandangannya. Ia tidak pernah melihat aurat dirinya sendiri maupun orang lain, menunjukkan betapa ia menghargai privasi dan kehormatan orang lain.

Ali bin Abi Thalib lahir di area Masjidil Haram, Makkah, pada Jumat, 13 Rajab. Satu riwayat menyebutkan bahwa ia lahir sekitar 32 tahun setelah kelahiran Nabi Muhammad. Saat usianya delapan atau sepuluh tahun, Ali bin Abi Thalib telah memeluk Islam, menjadi salah satu anak pertama yang masuk Islam.

Peristiwa itu bermula ketika ia secara tidak sengaja melihat Nabi Muhammad dan Sayyidah Khadijah melakukan ritual shalat. Setelah bertanya, Nabi Muhammad menjelaskan tentang shalat dan mengajak Ali untuk memeluk Islam. Ali menerima dakwah tersebut tanpa meminta izin dari orang tuanya, Abu Thalib.

Sebagai seorang sahabat yang cerdas, Ali bin Abi Thalib sering didatangi oleh para sahabat lainnya ketika mereka menghadapi persoalan yang sulit dipecahkan. Mereka semua tahu bahwa Ali adalah orang yang tepat untuk dimintai jawaban atas berbagai masalah. Nabi Muhammad pun mengakui kecerdasan Ali bin Abi Thalib dalam sebuah hadits, menyatakan bahwa dirinya adalah kota ilmu dan Ali bin Abi Thalib adalah gerbangnya ilmu (Ana madinatul ilmi wa Ali babuha).

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 10

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?