Ayat dalam Al-Qur’an menyatakan bahwa hanya Allah yang mengetahui perkara ghaib dan memberikan informasi tentang hal-hal yang belum terjadi kepada hamba-Nya yang dikehendaki, termasuk Nabi Muhammad. Mukjizat Nabi yang berkaitan dengan hal-hal ghaib menjadi bukti kuat bahwa beliau adalah utusan Allah.

Salah satu contoh adalah pengumuman mengenai kematian an-Najasyi, Raja Habasyah. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Nabi Muhammad mengabarkan kematian raja tersebut pada hari yang sama ketika ia wafat. Mengingat jarak yang jauh antara Arab dan Habasyah, mustahil bagi Nabi Muhammad untuk mengetahui kabar ini tanpa wahyu langsung dari Allah.

Contoh lainnya adalah penaklukan Negeri Persia. Nabi Muhammad pernah bersabda bahwa umat Muslim akan berhasil menaklukkan negeri tersebut. Setelah itu, keamanan dan kedamaian pun terwujud di sebagian besar jazirah Arab. Dalam sebuah percakapan, Nabi Muhammad menggambarkan keadaan aman di mana seorang perempuan dapat melakukan perjalanan dari Hirah ke Ka’bah tanpa rasa takut, yang kemudian menjadi kenyataan.

Nabi juga meramalkan tentang penyamun Thayyi dan kekayaan Kisra bin Hurmuz. Beliau menyatakan bahwa harta-harta Kisra akan dikuasai oleh mereka dan menggambarkan seorang laki-laki yang akan menawarkan emas atau perak, tetapi tidak ada orang yang mau menerimanya. Hal ini terjadi pada masa Khalifah Umar bin Abdul Azis, di mana masyarakat hidup dalam berkecukupan dan tidak lagi memerlukan sedekah.

Nabi Muhammad juga menyampaikan bahwa Konstantinopel, ibu kota Romawi Timur, akan ditaklukkan. Meskipun saat itu umat Islam tidak memiliki kekuatan yang cukup menghadapi salah satu imperium terbesar di dunia, ramalan ini mendorong umat Muslim untuk berusaha merebut kota tersebut. Berbagai upaya dilakukan hingga akhirnya Khalifah Turki Usmani, Muhammad al-Fatih, berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 857 H/1453 M.

Kisah-kisah ini menunjukkan keagungan wahyu Allah dan bagaimana Nabi Muhammad menyampaikan kabar ghaib yang kemudian terbukti kebenarannya.