Nabi Muhammad dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan. Salah satu sahabatnya, Anas bin Malik, menganggap beliau sebagai orang yang paling dermawan (ajwadun nas). Penilaian ini tidaklah berlebihan, mengingat banyak kisah yang menunjukkan bagaimana Nabi Muhammad selalu memberikan harta miliknya kepada mereka yang membutuhkan. Beliau tidak pernah menimbun kekayaan untuk diri sendiri atau keluarganya; semua yang dimilikinya diberikan kepada mereka yang kurang beruntung.
Kedermawanan Nabi Muhammad meliputi semua kalangan, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak. Ia tidak segan-segan memberikan barang yang ia miliki, bahkan jika saat itu beliau sendiri membutuhkannya. Salah satu kisah menarik yang tercatat dalam buku “Akhlak Rasul Menurut Al-Bukhari dan Muslim” adalah ketika seorang anak kecil datang kepada Nabi Muhammad atas perintah ibunya untuk meminta baju. Nabi Muhammad meminta anak tersebut untuk kembali keesokan harinya. Namun, ibu anak tersebut tidak puas dan meminta anaknya untuk meminta baju yang sedang dikenakan Nabi Muhammad. Meski adzan sudah berkumandang dan para sahabat menunggu beliau untuk mengimami shalat, Nabi Muhammad tetap melepaskan bajunya dan memberikannya kepada anak kecil itu.
Dalam kisah lain, seorang sahabat memberikan Nabi Muhammad selembar baju sebagai hadiah. Saat itu, Nabi Muhammad memang membutuhkannya. Namun, setelah baju diterima, seorang sahabat lain memuji keindahan baju tersebut dan meminta untuk memilikinya. Tanpa ragu, Nabi Muhammad langsung memberikannya kepada sahabat yang meminta. Para sahabat yang lain pun mengingatkan sahabat tersebut bahwa Nabi Muhammad sedang membutuhkannya dan tidak pernah menolak permintaan orang lain.
Sikap dermawan Nabi Muhammad sangat terlihat dalam setiap tindakan beliau. Jika ada orang yang meminta bantuan namun beliau tidak memiliki uang, beliau akan berhutang kepada sahabatnya untuk memenuhi permintaan tersebut. Setelah mendapatkan uang, Nabi Muhammad segera melunasi hutangnya.
Kedermawanan Nabi Muhammad adalah teladan bagi kita semua. Beliau tidak pernah menolak permintaan orang yang membutuhkan, meskipun beliau sendiri sedang dalam keadaan susah atau tidak memiliki uang. Ini menunjukkan betapa mulianya sikap dan akhlak beliau dalam memperlakukan sesama.