Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu saat berusia 40 tahun. Peristiwa ini terjadi ketika beliau berkhalwat di Gua Hira, di mana beliau menerima wahyu pertama, yaitu Al-Qur’an Surat al-Alaq ayat 1-5. Ini menandakan bahwa beliau diangkat sebagai Nabi dan Rasul Allah. Selama masa kenabian yang berlangsung selama 23 tahun, Nabi Muhammad terus menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril, termasuk ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits qudsi.
Terdapat beberapa cara wahyu diturunkan kepada Nabi Muhammad. Pertama, Jibril sering kali mendatanginya dalam bentuk seorang laki-laki. Dalam salah satu pertemuan, Jibril muncul dengan pakaian putih dan rambut hitam, sehingga tidak ada sahabat Nabi yang mengenalinya. Jibril kemudian menyampaikan wahyu dengan berbicara langsung kepada Nabi Muhammad. Kadang-kadang, Jibril juga menyerupai sahabat Nabi bernama Dihyah al-Kalbi.
Kedua, wahyu dapat turun dalam bentuk bunyi lonceng, yang menurut Nabi Muhammad adalah cara yang paling berat. Dalam kondisi ini, beliau merasakan keringat bercucuran meskipun saat itu musim dingin, dan terkadang hingga sesak napas ketika menerima wahyu. “Kadangkala ia (wahyu) datang dalam bentuk bunyi lonceng –ini yang paling berat bagiku- kemudian ia diangkat dariku setelah aku menyadari apa yang difirmankan,” ungkap Nabi Muhammad.
Ketiga, Jibril juga meniupkan wahyu ke dalam hati Nabi Muhammad. Dalam cara ini, Nabi merasa wahyu tersebut tiba-tiba ada di dalam hatinya setelah Jibril menyampaikannya secara langsung, tanpa menyamar sebagai seseorang.
Turunnya wahyu adalah peristiwa yang sangat dahsyat bagi Nabi Muhammad. Beliau mengalami keadaan yang luar biasa setiap kali menerima wahyu, bahkan seringkali merasa rohnya akan dicabut. Ada lima kondisi yang dialami Nabi Muhammad saat menerima wahyu. Pertama, wajahnya memerah karena intensitas turunnya wahyu. Kedua, beliau berkeringat meskipun dalam cuaca dingin saat wahyu turun seperti bunyi lonceng. Ketiga, tubuhnya sempoyongan meski kesadaran dan kestabilannya tetap terjaga. Keempat, beliau merasakan tubuhnya menjadi berat. Kelima, Nabi Muhammad seperti mendengar suara gerombolan lebah saat wahyu turun.
Biasanya, para sahabat akan mengerubungi Nabi Muhammad ketika beliau mendapatkan wahyu. Setelah itu, beliau menyampaikan wahyu yang baru saja diterimanya kepada mereka untuk dihafal.