Nabi Muhammad saw bukanlah sosok yang selalu serius. Seperti manusia pada umumnya, beliau juga kerap bercanda dan bersenda gurau dengan para sahabatnya di momen-momen tertentu. Namun, candaan Nabi Muhammad selalu didasarkan pada kebenaran, tidak mengada-ada, dan tidak pernah keluar dari batasan yang hak. Gurauan yang dilontarkan Nabi Muhammad berfungsi untuk mempererat hubungan dengan sahabat-sahabatnya, bukan malah merenggangkan. Terkadang, ada pesan khusus yang ingin disampaikan Nabi Muhammad melalui candaan yang ditujukannya kepada sahabat.
Salah satu kisah yang menggambarkan hal ini adalah ketika Nabi Muhammad bercanda dengan Zahir, seorang sahabat dari pedalaman Arab. Zahir dikenal dengan penampilannya yang kurang menarik dan daya pikir yang sederhana. Meskipun demikian, Nabi Muhammad sangat mencintai Zahir, begitu juga sebaliknya. Zahir menghabiskan hari-harinya di gurun pasir karena memang tinggal di sana.
Suatu ketika, saat Zahir berada di pasar untuk menjual barang-barangnya, Nabi Muhammad melihatnya dan langsung menangkapnya dari belakang tanpa diketahui. Zahir terkejut dan berteriak, menanyakan siapa yang mendekapnya. Setelah mengetahui bahwa itu adalah Nabi Muhammad, Zahir tidak lagi memberontak. Sebaliknya, ia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk semakin mendekap Nabi Muhammad. Dalam momen itu, Nabi Muhammad kemudian menawarkan kepada orang-orang di pasar untuk membeli Zahir dengan berkata, “Wahai manusia, siapa yang mau membeli budak ini (Zahir)?”
Mendengar perkataan Nabi Muhammad, Zahir merasa bahwa dirinya tidak akan laku dijual. Namun, Nabi Muhammad menjawab, “Namun, di sisi Allah engkau ini mahal.” Melalui kisah ini, Nabi Muhammad menegaskan bahwa orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa, sebagaimana tercantum dalam QS al-Hujurat ayat 13. Rupa, warna kulit, suku, kecerdasan, dan bangsa bukanlah ukuran kemuliaan seseorang di hadapan Allah.
Perlakuan Nabi Muhammad terhadap Zahir menunjukkan betapa beliau menghargai sahabat-sahabatnya. Dengan cara ini, beliau menciptakan kebahagiaan bagi Zahir dan merasakan kegembiraan yang sama.