Tsuwaibah adalah budak perempuan Abu Lahab bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad SAW, yang memiliki peran penting saat Nabi Muhammad SAW baru dilahirkan. Ia adalah orang pertama yang memberi tahu Abdul Muthalib tentang kelahiran Nabi di Ka’bah. Gembira dengan kelahiran keponakannya, Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah.

Menurut buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfury, Tsuwaibah adalah wanita pertama setelah Sayyidah Aminah yang menyusui Nabi Muhammad SAW. Sebelumnya, ia juga pernah menyusui Hamzah bin Abdul Muthallib dan Abu Salamah bin Abdul Asad Al-Makhzumi. Tradisi masyarakat Arab pada waktu itu adalah menyusukan anak kepada wanita lain untuk menghindari penyakit dan agar anak tumbuh sehat serta fasih berbahasa.

Berdasarkan buku Muhammad Rahmat bagi Wanita oleh Samiyah Menisi, Tsuwaibah menyusui Nabi Muhammad SAW selama beberapa hari setelah kelahirannya, dengan satu riwayat menyebutkan selama seminggu. Setelah itu, Nabi disusui oleh Halimah as-Sa’diyah dan tinggal di desa Bani Sa’ad selama beberapa tahun.

Nabi Muhammad SAW selalu menghargai jasa Tsuwaibah dan menjalin hubungan baik dengannya selama berada di Makkah. Sayyidah Khadijah juga menunjukkan penghormatan yang tinggi terhadap Tsuwaibah. Dalam buku Bilik-bilik Cinta Muhammad oleh Nizar Abazhah, diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW mengirimkan kebutuhan Tsuwaibah, mulai dari makanan hingga pakaian, hingga ia wafat pada tahun ke-7 H.

Tsuwaibah hanya memiliki satu anak, Masruh. Ketika ia meninggal, Nabi Muhammad SAW berada di Khaibar. Setelah menerima kabar wafatnya Tsuwaibah, beliau menanyakan tentang keadaan Masruh. Sayangnya, Masruh telah meninggal terlebih dahulu, sehingga Tsuwaibah meninggal tanpa keluarga.

Penghormatan Nabi Muhammad SAW terhadap Tsuwaibah menunjukkan betapa ia menghargai orang-orang yang berjasa dalam hidupnya. Beliau selalu bersikap lemah lembut dan memenuhi kebutuhan mereka yang pernah merawatnya, termasuk Tsuwaibah yang menyusui beliau saat kecil.