Rasulullah SAW adalah seorang pengajar dan pendidik yang sangat efektif. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh ad-Darimi, beliau menekankan pentingnya pendidikan dengan mengatakan, “…Sesungguhnya aku diutus untuk memberikan pengajaran….” Beliau memberikan ajaran tentang makna dan tujuan ayat-ayat Al-Qur’an, hikmah (as-Sunnah), serta hal-hal lain yang belum diketahui oleh para sahabatnya. Selain itu, Rasulullah mengajarkan perilaku positif melalui teladan yang baik dan pemahaman tentang keesaan Allah.
Suatu ketika, Rasulullah melewati dua majelis di masjid. Majelis pertama berisi sahabat yang sedang berdoa kepada Allah, sedangkan yang kedua adalah sahabat yang sedang belajar. Rasulullah menilai kedua majelis tersebut baik, tetapi yang kedua lebih utama dan beliau pun duduk di majelis belajar. Keberhasilan Rasulullah dalam mendidik umatnya didukung oleh tiga hal: empati, kebenaran, dan perjuangan tanpa pamrih. Beliau mendidik umatnya dengan penuh kasih sayang dan ambisi untuk melihat mereka berhasil di dunia dan akhirat.
Rasulullah dikenal menggunakan berbagai metode dalam mendidik sahabatnya. Mengacu pada buku Ash-Shuffah (Yakhsyallah Mansur, 2015), berikut adalah tujuh metode yang digunakan:
- Metode Lingkaran (Halaqah): Dalam metode ini, para sahabat duduk melingkar di sekitar Rasulullah, memungkinkan beliau untuk mengawasi dan berinteraksi lebih dekat dengan mereka. Hal ini juga menciptakan hubungan emosional yang kuat antara pendidik dan peserta didik.
- Metode Dialog dan Diskusi (Al-Hiwar wa Al-Mujadalah): Rasulullah sering melakukan dialog dengan para sahabatnya. Dengan cara ini, komunikasi dua arah terjadi, sehingga para sahabat dapat aktif berpartisipasi dalam diskusi tanpa rasa takut.
- Metode Ceramah (Al-Khutbah): Metode ini umum digunakan oleh Rasulullah saat menyampaikan wahyu atau pengajaran. Beliau memulai ceramah dengan kalimat yang membangkitkan empati dan menyampaikan materi secara singkat, padat, dan jelas.
- Metode Kisah (Al-Qishshah): Dalam pengajaran, Rasulullah sering menyisipkan kisah-kisah untuk menjelaskan pemikiran atau mengungkapkan suatu masalah dengan cara yang lebih menarik dan mudah dipahami.
- Metode Penugasan (At-Tathbiq): Rasulullah memberikan penugasan kepada para sahabat yang telah mahir untuk mengajarkan mereka yang belum memahami. Ini menunjukkan pentingnya praktik dalam pembelajaran.
- Metode Teladan dan Panutan (Al-Uswah dan Al-Qudwah): Rasulullah adalah suri teladan bagi umatnya. Beliau menerapkan apa yang diajarkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga murid tidak hanya menerima ilmu tetapi juga mencontoh perilakunya.
- Metode Perumpamaan (Dharb Al-Amtsal): Penggunaan perumpamaan memudahkan sahabat memahami materi. Rasulullah sering memberi contoh untuk menggambarkan ide-ide tertentu agar lebih mudah diterima.
Dengan metode-metode ini, Rasulullah berhasil mendidik para sahabatnya dengan cara yang efektif dan penuh kasih sayang, menciptakan generasi yang kuat dalam iman dan pengetahuan.