Setelah Nabi Ibrahim AS berhasil mengubah sesembahan masyarakat pada masanya dan mengajak kaumnya untuk menyembah Allah SWT, ternyata hal itu tidak bertahan lama. Sebelum Nabi Muhammad SAW lahir dan diutus di tanah Arab, sesembahan berhala yang pernah ada pada masa Nabi Ibrahim AS kembali muncul. Mengapa kaum Arab yang merupakan pengikut agama Ibrahim AS tiba-tiba melenceng dari ajaran Nabi Ibrahim AS?
Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa salah satu penyebab melencengnya mereka adalah perilaku seseorang bernama Amr bin Amir bin Luhai Al-Khuzai. Amr adalah orang pertama yang memberikan sesembahan kepada berhala berupa unta, yang biasanya disebut sebagai sawaib. Dalam hadits, Nabi SAW bersabda, “Aku melihat ‘Amru bin Luhay Al-Khuza’iy menarik punggungnya ke neraka dan dia adalah orang pertama mempersembahkan As-Sawa’ib.”
Di tanah Arab, khususnya di Makkah, pada masa Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS, tidak ada berhala. Amr ibn Luhay adalah orang pertama yang membawa berhala ke tanah Arab dari Syam, bahkan dia adalah yang pertama kali mengubah agama Nabi Ismail AS. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Hajar Al-Asyqalani dalam Fatḥul Bārī Syarḥ Ṣaḥīḥil Bukhari, yang mengutip sebuah hadits dari Ibn Abbas bahwa orang yang pertama mengubah agama Nabi Ibrahim adalah Amr bin Luhay.
Kronologi perubahan ini dimulai ketika Amr bin Luhay mendapatkan berhala dari sekelompok suku di Syam yang bernama Al-Amāliq. Amr pergi ke Syam dan melihat kaum Al-Amalik yang menyembah berhala. Ia kemudian meminta salah satu berhala yang mereka sembah dan membawanya ke Makkah, serta mendirikan berhala itu di Ka’bah, yang dikenal dengan nama Hubal.
Amr bin Luhay juga dikenal sebagai orang yang membuat dua berhala bernama Asaf dan Nailah dikultuskan oleh para peziarah di Ka’bah sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW. Menurut penuturan Ibnu Hajar, Asaf dan Nailah adalah dua orang yang dikenal karena perbuatan buruknya, dan Allah Swt mengubah tubuh mereka menjadi batu. Kedua patung tersebut kemudian dibawa oleh Amr bin Luhay ke samping Ka’bah, di mana orang-orang yang thawaf mengusap kedua berhala tersebut.
Namun, berhala-berhala tersebut akhirnya dihapus saat Fathu Makkah, dan Ka’bah terbebas dari penyembahan berhala. Wallahu a’lam.