Pangkal dari terorisme sering kali berasal dari ketidakadilan, kebencian yang mendalam terhadap orang lain, dan pemahaman yang ekstrem terhadap suatu hal. Aksi terorisme dan kekerasan bukanlah fenomena baru, melainkan telah ada sepanjang sejarah umat manusia, termasuk pada zaman Nabi Muhammad SAW. Salah satu contoh nyata adalah pengakuan Ja’far bin Abi Thalib saat hijrah ke Habasyah (Ethiopia), di mana ia melaporkan kepada Raja Najasyi tentang keadaan masyarakat musyrik Makkah yang brutal dan penuh kekerasan.
Kehadiran Nabi Muhammad SAW. di tengah masyarakat yang penuh ketidakadilan ini memberikan harapan untuk menciptakan masyarakat harmonis, damai, dan saling menghormati. Dalam buku “Rasulullah Teladan untuk Semesta Alam” oleh Raghib As-Sirjani, terdapat tiga pendekatan yang ditawarkan Nabi Muhammad SAW. untuk mengatasi terorisme.
Pertama, menyebarkan kasih sayang dan keadilan tanpa membedakan suku, ras, agama, dan gender. Nabi Muhammad selalu menekankan keadilan, termasuk kepada non-Muslim, dan menunjukkan kasih sayang kepada semua orang. Suatu ketika, sekelompok Yahudi datang dan mengucapkan salam yang buruk kepada Nabi Muhammad SAW. Sayyidah Aisyah yang tidak terima segera membalas dengan kata-kata yang sama. Namun, Nabi Muhammad SAW. menegur istrinya dan mengingatkan bahwa Allah mencintai kasih sayang dalam segala hal.
Kedua, mengasihi mereka yang tidak tahu dan berbuat salah. Nabi Muhammad SAW. tidak menghukum orang yang tidak tahu atau berbuat kesalahan, melainkan memperlakukan mereka dengan kasih sayang. Dalam sebuah kisah, ketika seorang badui masuk masjid dan mengencingi lantai, para sahabatnya ingin menghentikannya, tetapi Nabi Muhammad SAW. meminta mereka untuk membiarkannya hingga selesai. Setelah itu, beliau menyampaikan dengan lembut bahwa masjid bukan tempat untuk kencing.
Ketiga, mengedepankan nilai-nilai moderat dan tidak berlebih-lebihan. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW. menyatakan bahwa sebaik-baiknya suatu perkara adalah yang berada di tengah-tengah, tidak ekstrem ke kiri maupun kanan. Pemahaman berlebih-lebihan dapat menyebabkan seseorang merasa bahwa kebenaran hanya miliknya dan kelompoknya, yang berpotensi menimbulkan kekerasan terhadap yang berbeda pandangan.
Dengan menerapkan nilai-nilai kasih sayang, keadilan, dan moderasi, solusi Nabi Muhammad SAW. dalam mengatasi terorisme dan kekerasan seharusnya menjadi pedoman bagi masyarakat modern. Apabila nilai-nilai ini diterapkan secara luas di seluruh dunia, maka diharapkan aksi terorisme dan radikalisme dapat diminimalisir.