Nabi Muhammad saw. tidak membawa ajaran baru, melainkan menyempurnakan ajaran tauhid yang telah didakwahkan oleh nabi dan rasul terdahulu. Ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. saling terkait dengan ajaran para nabi sebelumnya. Sebagai nabi dan utusan Allah yang terakhir, keberadaan Nabi Muhammad saw. telah diberitakan dalam kitab-kitab suci sebelumnya. Informasi mengenai nama, karakteristik, sikap, ajaran, kebenaran, dan tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad saw. dapat ditemukan dalam kitab-kitab suci tersebut.
Dalam Injil Yohanes XIV:15-16, misalnya, Nabi Isa as. menyatakan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintahku. Aku akan minta kepada Bapa dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain supaya ia menyertai kamu selama-lamanya.” Teks ini diinterpretasikan sebagai kabar gembira tentang kehadiran Nabi Muhammad saw. Dalam bahasa Yunani dan Suryani, istilah ‘Penolong’ di dalam ayat tersebut adalah Parakletos, yang memiliki makna ‘yang terpuji’. Dalam bahasa Arab, makna Parakletos serupa dengan kata Muhammad atau Ahmad, yang juga berarti orang yang terpuji.
Kabar tentang kehadiran Nabi Muhammad saw. oleh Nabi Isa as. juga disebutkan dalam QS. As-Shaff ayat 6: “Dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku (Nabi Isa as.), yang namanya Ahmad (Muhammad).” Pemberitaan tentang Nabi Muhammad saw. juga tercantum dalam kitab Taurat, seperti dalam Taurat Pertama Pasal 9 yang mengisahkan Hajar ketika berpisah dengan Sarah dan berinteraksi dengan malaikat. Dalam percakapan itu, malaikat memberitahukan Hajar bahwa keturunannya akan menjadi sangat banyak dan anaknya yang bernama Ismail akan menjadi manusia kuat.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab Hidayatul Hayara menjelaskan bahwa pasal dalam Taurat tersebut merujuk pada kehadiran Nabi Muhammad saw. Sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw., keturunan Nabi Ismail as. tidak memiliki kekuasaan lebih dibanding keturunan Nabi Ishaq as. Namun, setelah diutusnya Nabi Muhammad saw., kekuatan keturunan Nabi Ismail as. menjadi lebih dominan.
Selain itu, dalam Kitab Yeyasa bab 42, terdapat pernyataan bahwa “Agar manusia dan kota-kotanya meninggi suaranya… mengabarkan dengan tasbihnya di pulau-pulau.” Teks ini dianggap sebagai kabar gembira tentang kedatangan Nabi Muhammad saw., di mana rumah-rumah yang ditinggali oleh Qaidir bin Ismail menunjukkan negeri Arab, sebagai moyang Nabi Muhammad saw. Teks tersebut juga merujuk pada Madinah sebagai tempat hijrah Rasulullah.
Dengan demikian, berbagai kitab suci terdahulu telah memberikan petunjuk dan kabar gembira tentang kedatangan Nabi Muhammad saw., mengukuhkan jaringan spiritual yang menyambungkan ajaran-ajaran para nabi sebelumnya dengan risalah terakhir dari Allah.