Sejak Rasulullah mengumumkan diri sebagai nabi dan Rasul Allah, banyak pihak, terutama kaum musyrik di Makkah, menolak dan berusaha menghadang dakwahnya. Alasan penolakan ini beragam, mulai dari motif ekonomi, kekuasaan, kedudukan sosial, hingga keyakinan bahwa ajaran Islam salah dan agama sebelumnya, paganisme, adalah yang benar. Berbagai upaya dilakukan kaum musyrik Makkah untuk membendung dakwah Rasulullah.
Pertama, mereka menghina dan mengolok-olok Rasulullah dengan menyebutnya sebagai orang gila. Taktik ini bertujuan untuk meruntuhkan kehormatan Rasulullah agar masyarakat Makkah tidak lagi menghormati atau bersimpati padanya. Penolakan terhadap dakwah Islam sudah terlihat saat Rasulullah menyampaikan khutbah pertamanya kepada masyarakat Makkah. Salah satu paman Rasulullah, Abu Lahab, bahkan menyatakan bahwa apa yang disampaikan merupakan aib yang harus dihentikan. Ia berteriak, “Ayo cegah dia sebelum orang lain yang turun tangan mencegahnya.”
Kedua, kaum musyrik berusaha menjelekkan ajaran Islam dengan menyebarkan keraguan melalui hoaks. Mereka menyerang bukan hanya pribadi Rasulullah tetapi juga menyebarkan propaganda bahwa Al-Qur’an hanyalah kebohongan yang dibuatnya. Tanpa memberi kesempatan kepada masyarakat Arab untuk mempelajari ajaran yang dibawa Rasulullah, mereka berhasil mempengaruhi beberapa elit Makkah, termasuk Sayyidina Umar bin Khattab, yang pada awalnya menentang dakwahnya hingga akhirnya menerima Islam setelah mendengar ayat-ayat Al-Qur’an.
Ketiga, tawaran atau suap juga menjadi strategi yang digunakan, seperti yang dilakukan Utbah bin Rabi’ah. Dalam sebuah pertemuan di Ka’bah, Utbah menawarkan harta kekayaan dan kekuasaan kepada Rasulullah dengan syarat ia menghentikan dakwahnya. Namun, setelah mendengar pembacaan QS. Fushshilat dari Rasulullah, Utbah merasa terkesan dan meminta agar beliau berhenti.
Keempat, rencana untuk membunuh Rasulullah juga muncul ketika kaum musyrik menyadari bahwa beliau akan hijrah. Pada pertemuan di Darun Nadwah, para pemimpin Quraish membahas berbagai cara untuk menghentikan dakwah Rasulullah, termasuk mengusir dan membunuhnya. Mereka sepakat untuk menunjuk satu orang dari setiap kabilah untuk melaksanakan rencana tersebut. Namun, upaya ini gagal karena Allah melindungi Rasulullah.
Meskipun menghadapi berbagai rintangan, tekanan, dan ancaman pembunuhan, semangat Rasulullah dalam mendakwahkan Islam tidak surut. Beliau terus menyampaikan ajaran Islam hingga akhir hayatnya.