“Manusia adalah tempatnya salah dan lupa,” ungkap Rasulullah dalam sebuah hadits. Meskipun Rasulullah adalah manusia, beliau berbeda dari manusia umumnya. Sebagai seorang Nabi, Rasulullah terjaga dari dosa dan hal-hal yang tidak baik (maksum). Namun, beliau tetap memiliki sifat manusiawi seperti makan, minum, tidur, beristri, dan memiliki emosi, termasuk rasa lupa.
Suatu ketika, Rasulullah melaksanakan shalat Isya bersama para sahabat di Masjid Nabawi. Beliau sebagai imam memulai shalat dengan takbiratul ihram dan mengakhiri dengan salam. Setelah shalat, beliau tidak menyadari bahwa rakaat shalatnya kurang. Para sahabat yang menjadi makmum merasa bingung karena shalat Isya yang seharusnya empat rakaat, ternyata hanya dua rakaat.
Dalam kebingungan itu, seorang sahabat bernama Dzul Yadain mendekati Rasulullah dan bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau tadi memang lupa ataukah shalat Isya kini dikurangi menjadi dua rakaat?” Pertanyaan tersebut membuat Rasulullah mulai meragukan ingatannya. Untuk memastikan, beliau bertanya kepada para sahabatnya. Mereka menjawab serentak bahwa shalat Isya yang dilakukan Rasulullah hanya dua rakaat.
Mendapatkan pengingat dari para sahabat, Rasulullah segera berdiri untuk melanjutkan shalat agar menjadi empat rakaat. Setelah itu, beliau melakukan sujud sahwi sebagai tanda mengingat kembali kekurangan dalam shalat. Peristiwa ini menjadi cikal bakal praktik sujud sahwi ketika seseorang lupa jumlah rakaat dalam shalat.
Rasulullah menekankan bahwa beliau adalah manusia biasa yang tidak luput dari lupa. Beliau meminta para sahabat untuk selalu mengingatkan jika beliau lupa lagi. “Apabila seseorang ragu tentang berapa hitungan rakaat atau rukun shalat yang dilaksanakan, hendaknya dia memastikan apa yang dianggapnya benar. Lantas, hendaknya dia menyempurnakan apa yang dianggapnya kurang, kemudian mengucapkan salam dan bersujud sahwi dua kali,” pesan Rasulullah.
Dengan sikap terbuka dan rendah hati, Rasulullah menunjukkan bahwa tidak ada salahnya untuk saling mengingatkan. Meski beliau seorang Nabi, hal ini menjadi teladan bagi kita semua untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesadaran.