Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari, Rasulullah menceritakan bahwa ia pernah bermimpi berhijrah dari Makkah ke suatu kota yang memiliki banyak pohon kurma. Awalnya, beliau mengira kota tersebut adalah Yamamah atau Hajar. Namun, tempat yang sebenarnya dipilih untuk hijrah adalah Madinah, yang sebelumnya dikenal sebagai Yatsrib.
Ada beberapa alasan mengapa Madinah dipilih sebagai tempat hijrah Rasulullah dan umat Islam. Pertama, tentu saja karena perintah Allah. Rasulullah tidak akan melakukan hijrah tanpa arahan dari-Nya. Malaikat Jibril juga telah menentukan waktu hijrah, yaitu tengah malam, saat para pemimpin kafir Quraisy lengah.
Kedua, ada penduduk Madinah yang telah berbaiat kepada Rasulullah dalam Baiat Aqabah pertama dan kedua, yang menjadi modal penting bagi Rasulullah dan umat Islam. Selain itu, Madinah memiliki beberapa keistimewaan lainnya. Penduduknya dikenal ramah, dengan suku Aus dan Khazraj yang berasal dari Yaman, tempat orang-orang dikenal memiliki budi pekerti yang halus.
Ketiga, pengalaman berperang penduduk Madinah menjadi faktor penting. Suku Aus dan Khazraj, bersama komunitas Yahudi di Madinah, sering terlibat konflik yang berkepanjangan. Setelah kehadiran Rasulullah, masyarakat Madinah bersatu dan tidak lagi terlibat perang saudara. Pengalaman ini krusial untuk menjaga stabilitas ajaran Islam yang baru berkembang.
Keempat, hubungan darah Rasulullah dengan penduduk Madinah juga tidak bisa diabaikan. Ketika kecil, beliau pernah diajak ibundanya Sayyidah Aminah mengunjungi Madinah dan berziarah ke makam ayahnya serta bertemu sanak saudaranya di Bani Najjar.
Letak geografis Madinah yang strategis juga menjadi pertimbangan. Terletak di antara wilayah terjal di sebelah timur dan barat, serta hanya terbuka di sisi utara, membuat Madinah sulit diakses oleh musuh. Dalam Perang Khandaq, misalnya, Salman al-Farisi menyarankan untuk menggali parit di sisi utara untuk melindungi kota dari serangan.
Madinah memiliki sejarah panjang sebagai tempat perlindungan. Konon, pengikut Nabi Nuh as. yang selamat dari banjir besar menjadi bagian dari awal penghuni Madinah. Awalnya dikenal sebagai Yatsrib, kota ini kemudian dinamai Madinah oleh Rasulullah setelah beliau hijrah dan tinggal di sana selama 10 tahun.
Seperti Makkah, Madinah juga merupakan kota yang istimewa bagi Rasulullah secara pribadi. Dalam doanya, beliau memohon agar Allah memberikan berkah yang berlipat ganda di Madinah sebagaimana yang diberikan di Makkah.