Pembebasan kota Makkah (Fathu Makkah) merupakan kemenangan yang monumental bagi umat Islam. Tanpa peperangan, tanpa pertumpahan darah, dan tanpa senjata, umat Islam berhasil mengambil alih kota Makkah dari kaum musyrik Quraisy. Peristiwa bersejarah ini terjadi pada 10 Ramadhan abad ke-8 Hijriyah atau 8 Juni 632 M. Dalam momen ini, Rasulullah melakukan perombakan besar-besaran di kota Makkah, terutama dengan menghancurkan 360 berhala yang disembah oleh masyarakat musyrik.
Saat menghancurkan berhala-berhala tersebut, Rasulullah mengulang-ulang seruan dari QS. Al-Isra ayat 81: “Kebenaran telah datang dan kebatilan telah hancur. Sesungguhnya kebatilan akan musnah selamanya.” Seruan ini diikuti oleh para sahabatnya dengan penuh semangat.
Di samping itu, saat Fathu Makkah, Rasulullah juga menghapus gambar-gambar yang dibuat oleh kaum musyrik di dinding Ka’bah. Ketika memasuki Ka’bah, beliau menemukan berbagai gambar, termasuk gambar Nabi Ibrahim yang digambarkan tengah memegang azlam (anak panah tanpa kepala dan bulu) yang digunakan untuk meminta petunjuk. Di satu sisi tertulis “kerjakan” dan di sisi lain “jangan kerjakan.” Praktik ini menunjukkan kepercayaan masyarakat musyrik terhadap hasil undian yang dianggap sebagai izin dari Tuhan.
Rasulullah merasa tidak terima melihat gambar Nabi Ibrahim dilukiskan dengan cara tersebut. Beliau mengamati gambar itu dalam waktu yang lama dan mengucapkan, “Mudah-mudahan Allah membinasakan mereka yang membuat lukisan Nabi Ibrahim.” Saat melihat dinding lainnya, beliau juga menemukan lukisan malaikat yang digambarkan sebagai perempuan-perempuan cantik. Dalam pandangan Islam, malaikat tidak memiliki jenis kelamin.
Setelah mengamati semua gambar di dinding Ka’bah, Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk menghapus semua lukisan dan berhala. Dengan demikian, tidak ada satu pun gambar atau berhala yang tersisa di Ka’bah. Peristiwa ini menegaskan komitmen Rasulullah dalam menegakkan tauhid dan membersihkan tempat ibadah dari segala bentuk kesyirikan.