- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kaisar Romawi dan Abu Sufyan: Pertemuan yang Bersejarah

Google Search Widget

Pada saat Rasulullah mengirimkan surat kepada Kaisar Romawi Timur, Flavius Heraclius Augustus, Dihyah bin Khalifah al-Kalbi ditugaskan untuk menyampaikan pesan tersebut. Inti surat tersebut adalah ajakan untuk masuk Islam. Setelah menerima Dihyah, Kaisar Heraclius merasa penasaran dan mengadakan majelis yang dihadiri oleh para pembesar Romawi, termasuk Abu Sufyan bin Harb, yang saat itu sedang berdagang di Syam.

Dalam majelis tersebut, Kaisar Heraclius mengajukan beberapa pertanyaan kepada Abu Sufyan mengenai Rasulullah. Abu Sufyan menjelaskan bahwa Rasulullah memiliki nasab yang baik dan terpandang. Ia menegaskan bahwa tidak ada orang sebelumnya yang menyampaikan ajaran seperti yang dibawa oleh Rasulullah. Ketika ditanya apakah di antara leluhur Rasulullah ada yang menjadi raja, Abu Sufyan menjawab tidak ada. Kaisar Heraclius berpendapat bahwa jika Rasulullah keturunan raja, ia hanya akan menuntut kerajaan leluhurnya.

Kaisar kemudian bertanya tentang pengikut Rasulullah. Abu Sufyan menjelaskan bahwa pengikutnya berasal dari kalangan yang lemah dan bahwa jumlah mereka terus bertambah. Ini direspons Kaisar dengan menyatakan bahwa hal itu adalah ciri khas pengikut para rasul. Selain itu, ketika ditanya apakah ada yang keluar dari agama setelah memeluknya, Abu Sufyan menjawab tidak ada.

Kaisar juga menanyakan apakah mereka pernah menuduh Rasulullah berbohong sebelum ia mengungkapkan ajarannya. Abu Sufyan menjawab tidak, dan Kaisar menegaskan bahwa sangat tidak mungkin bagi Rasulullah untuk berdusta kepada manusia dan Allah. Saat ditanya mengenai perilaku Rasulullah, Abu Sufyan menegaskan bahwa selama mereka bergaul, mereka tidak pernah melihatnya berkhianat.

Kaisar Heraclius kemudian mendalami lebih jauh mengenai peperangan antara kaum Quraisy dan Rasulullah. Abu Sufyan menjelaskan bahwa peperangan tersebut berlangsung silih berganti. Peperangan ini menjadi bukti ketahanan dan kekuatan pesan yang dibawa oleh Rasulullah.

Pertanyaan terakhir dari Kaisar adalah tentang perintah yang disampaikan oleh Rasulullah. Abu Sufyan menjawab bahwa Rasulullah mengajak mereka untuk menyembah Allah semata, meninggalkan tradisi nenek moyang, serta melaksanakan shalat dan membayar zakat. Mendengar jawaban ini, Kaisar Heraclius menyimpulkan bahwa jika apa yang disampaikan Abu Sufyan benar, maka Rasulullah akan menguasai tempat di mana dia berdiri.

Kaisar Heraclius mengungkapkan rasa keinginannya untuk bertemu langsung dengan Rasulullah dan menyatakan kekagumannya terhadap ajaran yang dibawa oleh Nabi tersebut. Dalam pandangannya, kehadiran Rasulullah dari kalangan Arab Makkah adalah sesuatu yang tidak pernah ia duga sebelumnya.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

June 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?