- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kisah Mukhairiq: Persahabatan Tanpa Batas

Google Search Widget

Mukhairiq, seorang Yahudi dari Kabilah Qainuqa’, dikenal sebagai pendeta yang alim dan kaya. Ia memiliki banyak perkebunan kurma yang luas di Madinah. Meskipun berbeda agama, Mukhairiq tidak ragu untuk membantu Rasulullah, baik secara moral maupun materiil. Ia bahkan membela umat Islam ketika kelompok Yahudi melanggar Piagam Madinah, sebuah perjanjian yang mengikat warga Madinah untuk saling mendukung dalam menghadapi ancaman dari luar.

Ketika terjadi peperangan antara umat Islam dan Yahudi, Mukhairiq berjuang di sisi Rasulullah. Ia berpendapat bahwa Piagam Madinah harus dipegang teguh, dan menyadari bahwa Rasulullah serta umat Islam berada di pihak yang benar. Dalam Perang Uhud, Mukhairiq turut serta berjuang melawan kafir Quraisy, bahkan mencoba mengajak Yahudi Madinah lainnya untuk bergabung. Namun, mereka menolak karena Hari Sabat. Dengan tegas, Mukhairiq berkata, “Tidak ada perayaan Hari Sabat bagi kalian!”

Sebelum berangkat ke medan perang dalam Perang Tabuk, Mukhairiq membuat pengumuman penting. Ia menyatakan bahwa seluruh hartanya harus diserahkan kepada Rasulullah jika ia meninggal dalam perang tersebut. Setelah mengalami luka parah di Perang Uhud, Mukhairiq pun meninggal dunia, dan hartanya diterima oleh Rasulullah. Harta tersebut digunakan untuk membantu umat Islam di Madinah dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari dan untuk biaya perang.

Rasulullah memberikan penghormatan khusus kepada Mukhairiq setelah kepergiannya, dengan menyebutnya sebagai sebaik-baik orang Yahudi (Mukhairiq khairul yahud). Kisah persahabatan antara Rasulullah dan Mukhairiq menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan dan latar belakang tidak menghalangi mereka untuk saling menghormati dan menjalin persahabatan yang kuat, meskipun Mukhairiq tidak memeluk Islam hingga akhir hayatnya.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

April 24

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?