- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Sa’ad Bin Abi Waqqash: Keteguhan Iman di Tengah Ancaman

Google Search Widget

Abu Ishaq adalah nama panggilan dari Sa’ad, putra Abi Waqqash, yang lebih dikenal sebagai Sa’ad bin Abi Waqqash. Dalam sejarah Islam, Sa’ad merupakan salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin oleh Rasulullah untuk masuk surga. Ia memiliki peran penting dalam dakwah Islam, mengikuti hampir semua peperangan untuk menegakkan ajaran Islam. Menariknya, Sa’ad adalah orang pertama yang melepaskan anak panah dalam pertempuran untuk membela Islam dan juga orang pertama yang terkena anak panah.

Sa’ad memeluk Islam pada usia 17 tahun, termasuk dalam golongan awal yang masuk Islam (assabiqunal awwalun) bersama Khadijah, Abu Bakar, dan Ali. Namun, saat ia memutuskan untuk masuk Islam, ibunya tidak menerima keputusan tersebut. Dalam sebuah kisah yang diceritakan dalam buku Ash-Shuffah, ibunda Sa’ad mengancam untuk tidak makan dan minum hingga mati jika Sa’ad tidak meninggalkan agamanya yang baru.

“Jika engkau tidak meninggalkan agamamu (Islam), maka aku tidak akan makan dan minum sampai mati,” katanya dengan tegas. Dalam konteks ini, kita dapat memahami bahwa perubahan agama sering kali berimplikasi besar pada hubungan keluarga dan kerabat. Banyak orang mengalami konflik ketika berpindah agama, dianggap ‘kafir’ oleh para pemeluk agama sebelumnya.

Meskipun ibunya berusaha keras untuk mempengaruhi Sa’ad agar kembali ke agama nenek moyangnya, Sa’ad tidak gentar. Ia tetap berusaha membujuk ibunya untuk mau makan, namun sang ibu bersikeras menolak. Dalam situasi yang semakin tegang ini, Sa’ad membuat keputusan berani dengan menegaskan bahwa ia tidak akan keluar dari Islam, bahkan jika ibunya harus meninggal karena tidak mau makan.

Akhirnya, keteguhan hati Sa’ad membuat ibundanya luluh dan mau makan kembali. Peristiwa ini menjadi sebab turunnya Al-Qur’an Surat Luqman ayat 15, yang mengingatkan kita bahwa meskipun ada tekanan dari keluarga untuk kembali ke jalan yang salah, kita harus tetap berpegang pada keyakinan yang benar.

Kisah ini menggambarkan bagaimana Allah menguji iman seseorang terhadap ajaran Nabi Muhammad. Hanya mereka yang memiliki keyakinan kuat dan mencari kebenaran yang dapat bertahan dalam keyakinan mereka meskipun menghadapi tantangan besar.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?