Rasulullah adalah sumber kebenaran yang menerima wahyu langsung dari Allah. Setiap tindakannya menjadi teladan yang wajib diikuti, kecuali hal-hal tertentu yang khusus untuk beliau. Ucapan beliau merupakan wahyu yang mengandung kebenaran. Sebagai sumber ilmu, Rasulullah selalu menjadi rujukan bagi para sahabatnya ketika menghadapi masalah, baik yang berkaitan dengan agama maupun persoalan sehari-hari, termasuk masalah rumah tangga.

Dalam buku “Kisah-kisah Romantis Rasulullah”, terdapat kisah menarik tentang seorang Badui dari Bani Fazarah yang datang kepada Rasulullah. Badui tersebut mengeluh tentang istrinya yang baru melahirkan seorang bayi dengan kulit hitam. Ia merasa tidak bisa mengakui bayi itu sebagai anaknya karena perbedaan warna kulit. Dengan bijaksana, Rasulullah tidak langsung memberikan jawaban. Setelah situasi tenang, beliau bertanya kepada Badui tersebut apakah ia memiliki unta.

Setelah Badui menjawab bahwa ia memiliki unta berwarna merah, Rasulullah mempertanyakan apakah ada anak unta yang berwarna abu-abu. Badui itu mengakui bahwa ada. Rasulullah kemudian menanyakan asal usul anak unta tersebut. Badui menjawab bahwa anak unta berwarna abu-abu itu mungkin berasal dari nenek moyangnya. Melalui perumpamaan ini, Rasulullah menjelaskan bahwa bayi yang berkulit hitam tersebut juga bisa jadi merupakan keturunan dari nenek moyangnya.

Dengan cara yang lembut, Rasulullah menyampaikan bahwa anak Badui itu mungkin saja memiliki nenek moyang yang berkulit hitam. Setelah mendengarkan penjelasan ini, Badui tersebut akhirnya menerima anaknya tanpa merasa ragu lagi.

Kisah ini menunjukkan bagaimana Rasulullah menggunakan kearifan dan perumpamaan yang mudah dipahami untuk menyelesaikan masalah umatnya. Di zaman sekarang, mungkin masalah serupa bisa diselesaikan dengan tes DNA, namun pada masa itu, pentingnya pendekatan yang relevan dan mudah dicerna menjadi sangat berarti.