- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Peristiwa Istimewa di Hari Kelahiran Nabi Muhammad

Google Search Widget

Setiap bulan Rabi’ul Awal, masjid-masjid di seluruh Tanah Air dipenuhi dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini tidak hanya berlangsung di masjid, tetapi juga di mushala, rumah pribadi, sekolah, instansi pemerintah, hingga istana. Suara shalawat dan syair-syair cinta kepada Rasulullah serta lantunan ayat-ayat Al-Qur’an menggema di sudut-sudut kampung dan pemukiman warga Muslim. Para juru dakwah menegaskan kembali nilai-nilai luhur dan pesan-pesan keagamaan dalam kesempatan ini.

Kegiatan tersebut merupakan bentuk kecintaan dan penghormatan kaum Muslimin terhadap Rasulullah SAW sebagai panutan yang berjasa bagi umat manusia. Dia adalah sosok yang membawa cahaya di tengah kegelapan, bagaikan oase di padang pasir yang tandus, yang mengantarkan umat kepada hidayah dan keimanan.

Namun, mengapa peringatan ini dilakukan pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan bukan pada hari wafatnya, seperti tradisi haul para ulama? Jawabannya sederhana. Pertama, tidak ada yang bisa disamakan dengan Rasulullah SAW. Kedua, para ulama dikenang pada saat wafat setelah terlihat jasa dan perjuangan mereka, sedangkan Nabi Muhammad SAW telah membawa banyak keberkahan bahkan sebelum kelahirannya.

Sejak Nabi Adam diciptakan, nama Nabi Muhammad sudah tertulis di pintu surga. Kehadirannya telah diprediksi dalam kitab Taurat dan Injil. Oleh karena itu, tanggal 12 Rabi’ul Awal menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh seluruh penduduk langit dan bumi.

Dalam kegembiraan menyambut sosok panutan alam, beberapa peristiwa langka menyertai kelahirannya. Salah satunya adalah hancurnya pasukan Abrahah yang ingin menyerang Ka’bah dengan bantuan burung Ababil pada tahun 571 M, tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW. Serangan Abrahah dipicu oleh kecemburuannya terhadap Ka’bah yang selalu ramai dikunjungi masyarakat Arab. Namun, Allah menyelamatkan rumah-Nya dengan menurunkan burung-burung yang membawa batu dari tanah yang membakar.

Kejadian lain adalah guncangan istana Kisra hingga 14 ruangannya runtuh pada malam kelahiran Nabi SAW, serta padamnya api yang disembah kaum Majusi setelah menyala selama seribu tahun. Selain itu, air danau Sawah surut dan lembah Samawah kebanjiran.

Setelah kelahiran Nabi SAW, kaum jin tidak lagi dapat mengintip berita langit. Mereka melaporkan kejadian ini kepada Iblis, yang kemudian mengintruksikan kaumnya untuk menyebar ke seluruh bumi guna mencari tahu apa yang terjadi. Mereka menemukan bayi Muhammad yang dikerumuni malaikat, menyadari bahwa rahmat bagi umat manusia telah tiba.

Keajaiban lain terjadi pada Halimah As-Sa‘diyah, ibu susuan Nabi. Ketika mencari bayi untuk disusui demi mendapatkan upah, Halimah menemukan bayi Muhammad yang sebelumnya diabaikan oleh wanita lain karena statusnya sebagai yatim. Setelah menerimanya, Halimah melihat keajaiban: air susunya mengalir deras dan unta yang mereka tunggangi menjadi gemuk.

Berbagai peristiwa menakjubkan ini menunjukkan betapa istimewanya kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi memperingatinya membantu kita untuk semakin mencintai dan mengagumi beliau serta berharap dapat berkumpul bersama beliau di hari Kiamat. Kecintaan kepada Nabi harus diwujudkan dalam ketaatan kepada Allah dan agama yang diajarkannya. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Ali ‘Imran ayat 31, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.”

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 9

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?