- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Sikap Rasulullah kepada Tetangga

Google Search Widget

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya.” (HR Bukhari-Muslim). Hadits ini menegaskan pentingnya berbuat baik kepada tetangga sebagai bagian dari iman. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendirian dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan. Tetangga, yang paling dekat dengan kita, sering kali lebih mengetahui tingkah laku kita dibandingkan keluarga yang tinggal jauh.

Dalam Islam, tetangga memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Mereka harus disayangi dan diperlakukan dengan baik. Rasulullah memberikan teladan yang nyata dalam hal ini. Dikisahkan bahwa suatu ketika Abu Hurairah kelaparan dan Rasulullah melintas di depannya. Beliau meminta Abu Hurairah untuk mengikutinya, dan setibanya di suatu tempat, mereka menemukan susu setempayan. Namun, alih-alih langsung meminumnya, Rasulullah justru meminta Abu Hurairah untuk mengundang ahli shuffah, sekelompok orang miskin yang tinggal di emperan Masjid Nabawi.

Ketika ahli shuffah datang, Rasulullah menyuruh mereka untuk meminum susu tersebut hingga puas sebelum akhirnya beliau dan Abu Hurairah meminumnya. Ini menunjukkan perhatian Rasulullah terhadap tetangganya, memastikan mereka tidak kelaparan sementara beliau sendiri kenyang. Hadits lain menyatakan bahwa seorang Muslim sejati tidak akan pernah merasa tenang jika tetangganya dalam keadaan lapar.

Rasulullah juga memperlihatkan sikap berbagi saat menerima hadiah. Beliau membagikan sebagian kepada istrinya dan sebagian lagi kepada tetangganya. Ketika menerima sedekah, beliau memberikan semuanya kepada tetangga tanpa menyimpan sedikitpun untuk diri sendiri. Dalam satu kisah, meskipun Fatimah membutuhkan bagian dari sedekah tersebut, Rasulullah tetap menolak dan memberikan semua harta itu kepada ahli shuffah.

Selain itu, Rasulullah sangat menjaga ucapan agar tidak menyakiti perasaan tetangga. Dalam sebuah hadits, beliau menegaskan bahwa barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, seharusnya tidak menyakiti tetangganya.

Lalu, bagaimana jika tetangga kita berbuat jahat? Rasulullah telah memberikan pedoman untuk tetap berbuat baik kepada mereka dan bersabar. Salah satu orang yang dicintai Allah adalah mereka yang bersabar meskipun tetangganya menyakiti.

Melalui sikap-sikap ini, Rasulullah menunjukkan betapa pentingnya hubungan yang harmonis dengan tetangga dalam kehidupan sehari-hari.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?