Rasulullah (SAW) memimpin langsung 27 peperangan selama masa kenabiannya, namun hanya sembilan peperangan yang berakhir dengan pertempuran karena sebagian besar musuh menyerah secara damai. Perang Waddan (al-Abwa’) adalah perang pertama yang diikuti oleh Rasulullah (SAW), berlangsung pada bulan Shafar tahun ke-2 Hijriyah, sedangkan perang Tabuk (al-Usrah) yang terjadi pada bulan Rajab tahun ke-12 Hijriyah menjadi perang terakhir yang diikutinya.
Berdasarkan buku “Perang Muhammad: Kisah Perjuangan dan Pertempuran Rasulullah,” ada tiga alasan utama mengapa Rasulullah (SAW) terlibat dalam peperangan. Pertama, meladeni serangan musuh untuk mempertahankan diri, seperti dalam perang Badar, Uhud, dan Khandaq. Kedua, menghukum mereka yang mengkhianati perjanjian damai, seperti dalam perang Khaibar dan Quraizhah. Ketiga, menyerang sebelum diserang, terutama terhadap musuh yang mengancam kaum Muslim seperti dalam perang Tabuk. Meskipun demikian, Rasulullah (SAW) tidak pernah memulai peperangan tanpa alasan yang jelas.
Rasulullah (SAW) terlibat langsung dalam tujuh medan peperangan yang mencakup Badar, Uhud, Muraisi’, Khandaq, Quraizhah, Khaibar, Penaklukan Makkah (Fathu Makkah), Hunain, dan Thaif. Semua peperangan tersebut berhasil dimenangkan oleh kaum Muslim, kecuali perang Uhud. Dalam pertempuran ini, kaum Muslim yang awalnya berada di posisi menang akhirnya kalah karena ketidakpatuhan pasukan pemanah Muslim terhadap perintah Rasulullah (SAW). Mereka meninggalkan pos-posnya untuk mengambil ghanimah sebelum perang benar-benar berakhir.
Perang Uhud juga menyimpan kisah menarik, salah satunya adalah duel maut antara Rasulullah (SAW) dan Ubay bin Khalaf. Dalam perang ini, Ubay bin Khalaf mendekati Rasulullah (SAW) dengan niat untuk membunuhnya. Para sahabat berusaha menghalau Ubay, namun dicegah oleh Rasulullah (SAW). Dengan sigap, Rasulullah (SAW) melemparkan tombaknya ke arah Ubay bin Khalaf yang semakin mendekat. Tombak tersebut tepat mengenai tulang rusuk Ubay, membuatnya jatuh dari kudanya. Setelah perang usai, Ubay bin Khalaf ditandu karena tidak mampu berdiri akibat luka yang dideritanya. Ia kemudian meninggal di tengah perjalanan saat dibawa kembali ke Makkah.
Ubay bin Khalaf adalah anggota Syu’bah al-Syak, sebuah kelompok elit Quraisy yang sangat membenci Rasulullah (SAW). Kebencian ini juga melibatkan anggota lain seperti Abu Jahal bin Hisyam, Utbah dan Syaibah bin Rabi’ah, serta Umayyah bin Khalaf—semua tewas dalam perang Uhud kecuali Ubay bin Khalaf. Meskipun dikenal sebagai petarung hebat dan berhasil lolos dari maut dalam perang Badar, Ubay bin Khalaf tidak dapat menghindari takdirnya dalam pertempuran Uhud.