- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Adab Orang Fakir Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani

Google Search Widget

Dalam kehidupan, tidak semua orang menginginkan untuk hidup dalam kefakiran. Namun, jika seseorang terpaksa hidup sebagai fakir atau miskin, hal itu tidak boleh membuatnya merasa rendah diri dan meninggalkan adab. Allah melihat hati dan ketakwaan seseorang, bukan melihat status fisik atau materi yang dimiliki.

Syekh Abdul Qadir Jailani membagikan beberapa adab yang seharusnya dilakukan oleh seseorang ketika menghadapi kefakiran. Mengeluh dan meratapi nasib sebagai seorang fakir dianggap sia-sia dan tidak memberikan manfaat apapun. Sebaliknya, seorang fakir sejati seharusnya dapat menikmati kefakirannya melebihi kekayaan yang dimiliki oleh orang kaya.

Salah satu syarat bagi seorang fakir adalah memiliki hati yang kuat dan bersih meskipun tidak memiliki harta. Semakin sedikit rezeki yang diterima, semakin baik pula hati, kekuatan, cahaya, dan kebahagiaannya dengan nasihat dari orang-orang saleh.

Jika kefakiran membuat seseorang menjadi gelap mata, mengeluh, bahkan marah pada Allah, itu adalah tanda bahwa seseorang telah tersesat dan melakukan dosa besar. Maka dari itu, penting bagi seseorang untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada-Nya.

Seorang fakir sejati adalah orang yang tetap tenang dan yakin pada Allah dalam menghadapi masalah rezeki, terutama ketika harus memberi nafkah kepada keluarganya. Ia bekerja keras mencari rezeki halal dan percaya bahwa rezeki akan diberikan oleh Allah melalui usahanya sendiri atau bantuan dari orang lain.

Berikut adalah 5 adab yang harus dilakukan oleh seseorang ketika berada dalam kefakiran menurut Syekh Abdul Qadir Jailani:

  1. Tidak bingung mengenai rezeki esok hari. Fokuslah pada rezeki hari ini dan yakinlah bahwa Allah telah menyediakan rezeki untuk esok hari.
  2. Selalu ingat dengan kematian yang bisa datang kapan saja.
  3. Bersikap mandiri, tidak bergantung pada orang lain.
  4. Berbagi dengan niat karena Allah, tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain.
  5. Memiliki sikap hati-hati terhadap hal-hal yang belum jelas status halalnya.

Adab-adab tersebut tidak hanya layak dilakukan oleh orang fakir, namun juga sangat relevan bagi orang kaya. Semoga ketika seseorang menjadi kaya suatu hari nanti, ia tetap menjaga adab-adab ini.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?