Rasulullah merupakan contoh teladan yang sempurna dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam mengajarkan keluarganya untuk tidak membanggakan nasab keturunannya. Beliau mengajarkan agar tidak sombong atau bangga hanya karena keturunan tertentu, karena nilai sejati di sisi Allah adalah ketakwaan dan amal ibadah.

Dalam sebuah hadits dari Sahabat Abu Hurairah, Rasulullah menyatakan bahwa nasab atau keturunan tidak memberikan jaminan atau keunggulan di hadapan Allah. Bahkan, Rasulullah secara tegas melarang orang-orang untuk membanggakan keturunan, karena hal tersebut hanya akan menjadikan seseorang semakin hina di sisi Allah.

Rasulullah juga mengingatkan bahwa kemuliaan sejati hanya bisa didapatkan melalui ketakwaan dan ketaatan kepada Allah. Beliau menegaskan bahwa tidak ada perbedaan derajat di antara manusia berdasarkan keturunan, ras, atau bangsa, tetapi yang menjadi ukuran sejati adalah tingkat ketakwaan seseorang.

Dalam Al-Qur’an juga disebutkan bahwa yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa, bukan berdasarkan keturunan. Oleh karena itu, membanggakan keturunan merupakan perbuatan tercela yang tidak sejalan dengan ajaran Islam.

Dari penjelasan di atas, kita dapat belajar bahwa Rasulullah saw menjadi teladan dalam menyikapi masalah keturunan, dengan menunjukkan bahwa nilai sejati terletak pada ketakwaan dan bukan pada nasab. Sebagai umatnya, sudah sepatutnya kita meneladani sikap tersebut agar tidak terjebak dalam perilaku membanggakan keturunan yang sia-sia di sisi Allah.

Membanggakan diri dengan nasab hanya akan membawa petaka bagi manusia, karena hal itu akan menimbulkan rasa superioritas yang tidak sesuai dengan akhlak yang baik. Kita semua harus merenung dan mengambil pelajaran dari ajaran Rasulullah tentang pentingnya tidak membanggakan keturunan, demi mendekatkan diri kepada Allah dengan ketakwaan sejati.