Membersihkan diri setelah buang air kecil merupakan tindakan penting dalam Islam. Tidak hanya untuk menjaga kebersihan, tetapi juga berkaitan dengan status suci atau tidaknya tempat dan pakaian yang digunakan. Nabi Muhammad saw pun memberikan perhatian khusus terhadap hal ini, seperti yang terdapat dalam hadis yang mengingatkan umatnya untuk berhati-hati saat buang air kecil.
Kencing dianggap najis menurut ulama, dan kesucian tubuh serta pakaian memiliki hubungan erat dengan sah atau tidaknya shalat. Oleh karena itu, menjaga kebersihan dari najis kencing sangatlah penting dalam menjalankan ibadah. Nabi Muhammad saw pun memberikan tips agar proses buang kotoran berjalan lancar dan tanpa meninggalkan sisa najis.
Dalam praktiknya, tidak ada tata cara khusus dalam Islam terkait proses buang kotoran, namun penting untuk memastikan bahwa najis yang keluar telah dibersihkan secara sempurna. Proses membersihkan najis tersebut dikenal dalam fiqih dengan istilah istinja’, di mana air digunakan untuk membersihkan bagian yang terkena najis.
Bagi wanita, bagian yang harus dibersihkan saat istinja’ meliputi bagian luar kemaluan yang terlihat saat duduk. Sedangkan bagi laki-laki, cukup membersihkan kemaluan tempat keluarnya najis atau bagian di balik kulit kepala penis jika belum disunat.
Untuk memastikan bahwa najis sudah bersih, dapat dilakukan dengan merasakan perubahan permukaan kulit kemaluan setelah membersihkannya. Setelah buang air kecil, disarankan juga untuk memastikan tidak ada sisa air seni dengan beberapa teknik yang telah dianjurkan oleh ulama.
Penting untuk diingat bahwa upaya memastikan kebersihan diri tidak boleh sampai menimbulkan was-was. Dengan demikian, menjaga kebersihan setelah buang air kecil merupakan bagian penting dalam menjalankan ajaran Islam sehari-hari.