Profesi seorang hakim bukanlah hal yang mudah, karena setiap putusan yang diambil membawa tanggung jawab yang besar. Rasulullah saw membagi tugas seorang hakim menjadi tiga kategori, yaitu hakim yang berada di surga, hakim yang berada di neraka karena memutuskan dengan tidak benar meskipun mengetahui kebenarannya, dan hakim yang juga berada di neraka karena menghilangkan hak orang lain akibat ketidaktahuannya.
Penting bagi seorang hakim untuk berlaku adil, bekerja maksimal, dan berusaha mencapai kesempurnaan dalam setiap putusannya. Ancaman bagi hakim yang memutuskan tanpa ilmu atau bukti yang jelas dari Allah dan Rasul-Nya sangatlah serius.
Rasulullah saw menjelaskan bahwa menjadi seorang hakim seolah-olah dibunuh tanpa menggunakan pisau. Hal ini menggambarkan betapa beratnya tanggung jawab yang harus dipikul oleh seorang hakim. Bahkan, dalam menjalankan tugasnya, seorang hakim harus bersikap adil dan tidak diskriminatif terhadap siapapun, tanpa memandang jabatan, kekayaan, atau kedudukan sosial.
Meskipun terdapat ancaman bagi para hakim yang tidak berlaku adil, namun bagi hakim yang adil akan mendapatkan pahala dan surga sebagai ganjarannya. Bahkan, seorang hakim yang berusaha untuk adil namun salah dalam keputusannya akan tetap mendapat pahala atas usahanya.
Kesalahan yang dilakukan oleh seorang hakim tidak selalu mendapat ganjaran, namun hanya bagi mereka yang memiliki ilmu dan pemahaman yang cukup. Seorang hakim yang adil akan mendapatkan tempat terhormat di sisi Allah sebagai bentuk penghargaan atas keadilannya.
Menjadi seorang hakim bukanlah sekadar profesi biasa, tetapi sebuah tanggung jawab besar yang membutuhkan integritas, keadilan, pengetahuan, dan kesungguhan dalam menjalankan tugasnya. Dengan memahami kriteria dan tanggung jawab seorang hakim, diharapkan profesi ini dapat memberikan manfaat dan keadilan bagi masyarakat secara menyeluruh.
