Sebagian besar dari kita mungkin lebih familiar dengan nama-nama besar seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan Khalid bin Walid ketika membicarakan para sahabat Nabi Muhammad. Namun, di antara sekian banyak sahabat yang setia mendampingi Rasulullah, terdapat satu nama yang mungkin jarang kita temui dalam bacaan sejarah Islam, yaitu Ubadah bin Shamith.
Ubadah bin Shamith adalah seorang sahabat Nabi yang lahir di Madinah dan berasal dari suku Khazraj. Ia dikenal sebagai sahabat yang memiliki totalitas penuh terhadap ajaran Islam dan kesetiaan yang tak tergoyahkan terhadap Rasulullah. Kesetiaannya terbukti dalam medan peperangan yang diikuti bersama Nabi, di mana ia menjadi penyelamat dan pelindung bagi Rasulullah dari ancaman yang mengintai.
Salah satu momen penting dalam kehidupan Ubadah adalah saat ia termasuk dalam enam puluh orang yang melakukan Bai’atul Aqabah kedua, sebuah perjanjian antara Nabi Muhammad dan penduduk Madinah sebelum hijrah, untuk melindungi Nabi dan umat Islam. Selain itu, Ubadah juga merupakan satu-satunya sahabat yang ditunjuk oleh Nabi langsung untuk memimpin di Palestina, menjadikannya orang pertama yang mengurusi penyebaran ajaran Islam di wilayah tersebut.
Ketika kota Syam jatuh ke tangan umat Islam, Rasulullah mengutus beberapa sahabat untuk menyebarkan agama Islam di berbagai wilayah. Ubadah pun ditugaskan ke Palestina sebagai pendakwah, di mana ia tinggal bertahun-tahun mengajarkan Islam hingga mayoritas penduduk setempat memeluk agama ini. Atas perintah Rasulullah, Ubadah kemudian diangkat menjadi pemimpin di Palestina, memimpin dengan adil dan bijaksana sesuai dengan tipikal kepemimpinan yang dimiliki.
Ubadah bin Shamith adalah contoh nyata dari seorang sahabat Nabi yang terlupakan namun memiliki kontribusi besar dalam penyebaran ajaran Islam. Semoga kisah hidupnya dapat menginspirasi kita untuk tetap setia pada ajaran agama dan memperjuangkan kebenaran.