Perayaan Maulid Nabi Muhammad merupakan momen istimewa bagi umat Islam yang diperingati setiap tahun pada bulan Rabiul Awal. Pada bulan ini, umat Islam merayakan kelahiran Nabi Muhammad saw, sosok mulia yang memberikan teladan dan mengangkat derajat manusia dengan nilai-nilai kesopanan dan keluhuran.
Tradisi perayaan Maulid Nabi Muhammad menjadi momentum penting untuk mengenalkan lebih dalam sosok Rasul terakhir ini kepada umatnya. Dalam perayaan ini, umat Islam berkumpul di masjid, mushala, atau rumah masing-masing untuk membaca shalawat, sirah nabawiyah, dan berbagai cerita yang mengisahkan kehidupan serta keteladanan Nabi Muhammad.
Menurut Imam al-Hafiz al-Iraqi, merayakan Maulid Nabi Muhammad dengan mengadakan jamuan makanan bagi orang-orang yang hadir merupakan perbuatan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Acara seperti walimah ini tidak hanya membahagiakan orang lain tetapi juga dapat membantu mereka yang membutuhkan.
Imam al-Hafiz al-Iraqi juga menegaskan bahwa merayakan kelahiran Nabi Muhammad dengan penuh cinta dan kebahagiaan dalam acara jamuan tidak hanya dianjurkan, tetapi juga bernilai positif. Meskipun tradisi perayaan Maulid Nabi termasuk dalam bid’ah (baru) dan tidak dilakukan pada zaman Nabi, namun tidak semua bid’ah harus dihindari karena ada bid’ah yang dianjurkan bahkan wajib.
Imam al-Hafiz al-Iraqi sendiri merupakan seorang ulama Ahlussunnah yang membolehkan perayaan Maulid Nabi Muhammad. Beliau adalah seorang ulama yang alim dan mulia, lahir pada tahun 725 Hijriah dan wafat pada tahun 806 H. Kedalaman ilmu dan keteladanan beliau bermula dari asuhan orang tua yang alim serta perjalanan studi keilmuannya ke berbagai tempat seperti Mesir, Damaskus, Makkah, dan Madinah.
Imam al-Hafiz al-Iraqi dikenal sebagai sosok yang mendalami berbagai cabang ilmu syariat dengan baik, termasuk hadits, fiqih, ushul fiqih, dan gramatika Arab. Kontribusi beliau dalam pemahaman agama Islam, termasuk pandangan terhadap perayaan Maulid Nabi Muhammad, memberikan wawasan yang berharga bagi umat Islam.
Dengan demikian, perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad atau Maulid memiliki makna mendalam dalam Islam. Melalui perspektif Imam al-Hafiz al-Iraqi, kita dapat lebih memahami pentingnya tradisi ini dalam memperkokoh rasa cinta dan kebahagiaan atas sosok Nabi besar tersebut. Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi pembaca semua. Amin.