Maulid Nabi Muhammad saw merupakan peristiwa bersejarah bagi umat Islam yang dirayakan setiap tahun sebagai momen penting dalam kehidupan umat Muslim. Maulid menggambarkan kelahiran manusia paling mulia yang membawa nilai-nilai moralitas dan keagungan bagi umat manusia.
Perayaan Maulid Nabi Muhammad menjadi momentum terbaik untuk mengenalkan sosok Rasul terakhir yang sangat mulia dan mencontohi ajaran serta keteladannya. Umat Islam berkumpul di masjid, mushala, atau rumah masing-masing untuk bersama-sama membaca shalawat, sirah nabawiyah, dan kisah-kisah yang terkait dengan Nabi Muhammad. Tak jarang, acara maulid juga diisi dengan jamuan bagi jamaah yang hadir.
Imam Syamsuddin al-Jazari, dalam karyanya, menjelaskan bahwa salah satu kunci keselamatan seseorang di akhirat adalah rasa bahagia atas kelahiran Nabi Muhammad. Sebagai contoh, Abu Lahab mengundang orang-orang terdekatnya untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad dan bahkan memerdekakan seorang budak sebagai tanda syukur.
Imam Syamsuddin al-Jazari menjelaskan bahwa orang yang bahagia atas kelahiran Nabi Muhammad akan mendapatkan balasan surga dari Allah. Bahkan Abu Lahab, seorang yang tidak beriman pada ajaran Nabi Muhammad, mendapat keringanan siksa karena bahagia atas kelahiran Nabi. Imam al-Jazari menekankan pentingnya bersyukur dan bahagia atas kelahiran Nabi Muhammad.
Imam Syamsuddin al-Jazari sendiri adalah seorang ulama Ahlussunnah yang memperbolehkan perayaan maulid. Beliau lahir pada abad ketujuh Hijriah dan wafat di Iran. Ibnul Jazari dikenal sebagai seorang ulama yang sangat produktif dan menguasai berbagai disiplin ilmu agama.
Dengan demikian, perayaan Maulid Nabi Muhammad merupakan momen penting bagi umat Islam untuk bersyukur dan bahagia atas kelahiran Rasulullah. Perspektif Imam Syamsuddin al-Jazari memberikan pemahaman yang mendalam akan pentingnya merayakan maulid dengan penuh kebahagiaan dan kesyukuran.
