- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kolaborasi Ulama dan Umara: Antara Otoritas dan Kemaslahatan Bangsa

Google Search Widget

Relasi yang baik antara ulama dan umara dalam membangun sebuah negara merupakan hal yang sangat vital. Dari sisi spiritual, ulama bertanggung jawab merawatnya, sementara umara mengurus aspek kebutuhan sosial. Dengan keseimbangan spiritual dan pemenuhan kebutuhan sosial, negara dapat menjadi aman, damai, dan sejahtera.

Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menekankan bahwa agama dan negara saling terkait. Agama yang dipegang teguh oleh ulama menjadi landasan sebuah bangsa, sedangkan negara yang dikelola umara senantiasa menjadi pengawalnya.

Pentingnya relasi ulama-umara terletak pada nasihat ulama untuk kemaslahatan bangsa. Umara perlu menerima masukan tersebut. Meskipun demikian, beberapa menganggap dekatnya ulama dengan umara sebagai kesalahan karena potensial merusak otoritas ulama.

Stigma ini berakar pada hadits yang menegaskan bahwa ulama harus menjaga jarak dengan pemerintah. Ketika ulama terlibat dengan pemerintah, ada risiko kehilangan otoritas karena dapat terjerumus dalam kemunafikan dan keserakahan.

Namun, Islam tidak melarang ulama berkolaborasi dengan pemerintah demi kemaslahatan. Tujuan kerjasama yang benar, seperti memberi nasihat untuk membangun bangsa, tidak akan merusak otoritas ulama. Sebaliknya, tujuan yang hanya untuk keuntungan pribadi tidak dibenarkan.

Kesimpulannya, ulama hanya akan kehilangan otoritas jika berkolaborasi dengan pemerintah demi harta atau jabatan semata. Berkolaborasi demi kemaslahatan bangsa sesuai tugas ulama untuk memberikan nasihat tidak akan merusak otoritas.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

June 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?