Kasus kekerasan yang dipicu oleh emosi tak terkendali semakin sering terjadi belakangan ini. Sebuah contoh tragis adalah kasus seorang anak yang membunuh orang tuanya karena amarah yang meluap. Di sisi lain, kasus penganiayaan yang berujung pada kematian juga menunjukkan bagaimana emosi yang tidak terkendali dapat membawa dampak yang fatal.
Terkait dengan hal ini, penting untuk memahami mengapa manusia bisa begitu marah. Konsep iritabilitas dalam kajian psikologi menggambarkan kondisi di mana seseorang kesulitan mengendalikan perasaan marah dengan tepat. Hal ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti stres kronis atau gangguan kesehatan mental seperti depresi.
Dalam perspektif Islam, mengendalikan emosi dan amarah merupakan hal yang sangat ditekankan. Al-Qur’an menjelaskan bahwa menahan amarah merupakan tanda ketakwaan seseorang. Dengan mengelola emosi dengan bijak, seseorang dapat memperoleh keberkahan dari Allah.
Islam memberikan beberapa panduan praktis dalam meredam emosi, antara lain dengan berwudhu ketika marah, membaca taawwudz untuk memohon perlindungan pada Allah, berdoa dan mengingat Allah untuk menenangkan hati, serta mengendalikan diri dengan napas dalam saat merasa emosi meluap.
Dalam situasi di mana emosi tidak terkendali, membaca doa juga menjadi sarana penting dalam menenangkan diri dan mencari kedamaian. Dengan mengikuti panduan Islam dalam mengelola emosi, seseorang dapat menjalani kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna.
Semoga dengan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana Islam memandang dan memberikan solusi terkait pengendalian emosi, kita semua dapat menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari.