Shalat merupakan salah satu pilar utama dalam Islam yang sarat akan hikmah dan faedah yang mendalam. Salah satu aspek penting dari shalat adalah sebagai wujud pengakuan atas ketergantungan seorang hamba kepada Allah SWT serta kesadaran akan kekuasaan-Nya yang Maha Kuasa. Rasulullah saw pun menyebutkan dalam salah satu haditsnya bahwa shalat merupakan pondasi utama dari agama Islam. Bagi yang melaksanakannya, berarti telah menjaga agamanya, sedangkan bagi yang meninggalkannya, berarti telah merusak agamanya.
Dalam agama Islam, shalat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat Muslim sebagai salah satu dari Rukun Islam. Tata cara shalat, termasuk waktu pelaksanaan dan jumlah rakaatnya, telah ditentukan secara jelas. Di balik penentuan waktu dan jumlah rakaat shalat terdapat beragam hikmah yang mendalam.
Hikmah Waktu dan Jumlah Rakaat Shalat
Syekh Muhammad Nawawi Banten (w. 1898 M/1316 H) dalam karyanya, Sullam al-Munajah Syarh Safinatis Shalat, mengungkapkan bahwa terdapat hikmah di balik penentuan waktu shalat dan jumlah rakaat yang terkandung dalamnya. Hal ini tidak lepas dari peristiwa-peristiwa luar biasa yang dialami oleh para nabi terdahulu.
1. Shalat Subuh Nabi Adam as menjadi orang pertama yang melaksanakan shalat subuh sebanyak dua rakaat. Ketika Allah mengusirnya dari surga ke bumi, Nabi Adam merasa takut dan cemas karena kegelapan dan ketiadaan cahaya di bumi. Namun, fajar pun terbit untuk menerangi bumi, sehingga ketakutan Nabi Adam sirna. Dalam momen tersebut, Nabi Adam melaksanakan shalat dua rakaat sebagai bentuk syukur atas keselamatan dari kegelapan malam dan terbitnya fajar yang menerangi bumi.
2. Shalat Dzuhur Nabi Ibrahim as menjadi orang pertama yang melaksanakan shalat dzuhur sebanyak empat rakaat. Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putra kesayangannya, Nabi Ismail as, namun kemudian diganti dengan seekor domba dari surga, Nabi Ibrahim merasa syukur. Pada saat matahari tergelincir di waktu dzuhur, Nabi Ibrahim melaksanakan shalat empat rakaat sebagai ungkapan syukur atas penggantian putranya dengan domba serta permohonan ridha kepada Allah.
3. Shalat Ashar Nabi Yunus as menjadi orang pertama yang melaksanakan shalat Ashar sebanyak empat rakaat setelah keluar dari perut ikan. Allah menyelamatkan Nabi Yunus pada waktu Ashar, di mana ia keluar seperti anak burung tanpa bulu. Keempat rakaat shalat Ashar itu menjadi ungkapan syukur Nabi Yunus atas keselamatan dari empat kegelapan yang dialaminya.
4. Shalat Maghrib Nabi Isa as menjadi orang pertama yang melaksanakan shalat maghrib sebanyak tiga rakaat. Ketika dikejar oleh kaumnya untuk dibunuh saat matahari terbenam, Nabi Isa melaksanakan shalat tiga rakaat sebagai bukti keyakinan akan tauhid, menepis tuduhan terhadap ibunya, Sayyidah Maryam, serta memantapkan keyakinan bahwa segala sesuatu adalah ketetapan Allah.
5. Shalat Isya Nabi Musa as menjadi orang pertama yang melaksanakan shalat isya sebanyak empat rakaat. Saat tersesat dan sedih di perjalanan meninggalkan Madyan, Nabi Musa melakukan shalat empat rakaat sebagai ungkapan syukur atas pertolongan dan keselamatan yang diberikan Allah.
Hikmah-hikmah di balik ketentuan waktu dan jumlah rakaat dalam shalat fardhu mengandung beragam pelajaran moral dan spiritual bagi umat Muslim. Semoga penjelasan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya shalat dalam kehidupan sehari-hari.