Pergaulan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan selama Kuliah Kerja Nyata (KKN) seringkali terjadi di berbagai tempat. Kolaborasi dan kerjasama dalam kelompok KKN mengharuskan adanya pertukaran ide dan pendapat antar mahasiswa.
Namun, dalam Islam, terdapat ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan, termasuk saat melaksanakan program KKN. Berdasarkan penjelasan dalam kitab Mausu’ah Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, batasan-batasan tersebut meliputi:
- Tidak boleh terjadi khalwah, yakni berkumpulnya laki-laki dan perempuan di tempat sepi tanpa ikatan pernikahan atau mahram di antara keduanya.
- Tidak boleh saling bermain, berpegangan tangan, atau mempertemukan anggota badan.
- Tidak boleh ada dugaan kuat akan terjadinya fitnah.
- Tidak boleh melakukan tabarruj (menghias diri), menggunakan wangi-wangian, atau membuka aurat.
- Pergaulan hanya dilakukan karena kebutuhan tertentu, dengan batas yang jelas antara laki-laki dan perempuan, serta sebagai alternatif terakhir.
Menurut fatwa ulama Al-Azhar Mesir, pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang tidak diperbolehkan adalah jika hanya satu laki-laki dan satu perempuan berada di tempat sepi yang jauh dari pandangan orang lain. Namun, jika terdapat banyak orang seperti dalam konteks mahasiswa KKN, pergaulan diperbolehkan selama keamanan dijaga dan tidak ada tindakan tidak senonoh.
Pendapat dari berbagai ulama lintas mazhab juga disebutkan dalam kitab Mausu’ah Fiqhiyah terkait pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Ada perbedaan pendapat antara ulama, namun intinya adalah pentingnya menjaga batasan-batasan yang telah ditetapkan dalam Islam terkait pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
Dalam konteks KKN, para mahasiswa dan mahasiswi perlu memahami ketentuan-ketentuan tersebut untuk menjaga kesucian dan kehormatan serta mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
