Ibadah haji merupakan kewajiban yang membutuhkan persiapan matang, baik secara fisik maupun finansial. Selain itu, kondisi lingkungan juga perlu menjadi pertimbangan dalam melaksanakan ibadah yang memiliki keutamaan luar biasa ini. Salah satu aspek penting dari haji dalam agama Islam adalah pengampunan dosa oleh Allah, baik dosa kecil maupun dosa besar.
Dalam sebuah kutipan dari Kitab I‘anatut Thalibin, Imam Ar-Ramli menjelaskan mengenai konsekuensi dari melakukan dosa besar tanpa melakukan pertobatan saat melaksanakan ibadah haji. Menurut Imam Ar-Ramli, kefasikan dan konsekuensinya tidak akan gugur tanpa adanya pertobatan terlebih dahulu dari dosa besar yang dilakukan.
Imam Ar-Ramli menekankan pentingnya pertobatan bagi para jamaah haji, terutama terkait dengan kesalahan dan dosa besar yang berkaitan dengan hak sesama manusia. Pengampunan Allah atas dosa-dosa tersebut sangat tergantung pada adanya pertobatan sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan dalam syariat agama.
Dalam konteks ini, pandangan Imam Ar-Ramli bahwa dosa yang berkaitan langsung dengan Allah lebih mudah diampuni daripada dosa yang berkaitan dengan manusia menjadi sangat relevan. Hal ini menunjukkan bahwa pertobatan merupakan langkah penting dalam menghapus dosa-dosa tersebut.
Imam Ar-Ramli juga menegaskan bahwa meski haji dapat menghapus kesalahan dan dosa, namun dalam hal dosa yang melibatkan hak sesama manusia, pertobatan dan permintaan maaf tetap dianjurkan. Oleh karena itu, tradisi permintaan maaf sebelum berangkat haji merupakan hal yang mendorong para jamaah haji untuk membersihkan diri dari dosa-dosa tersebut.
Dengan demikian, pesan dari Imam Ar-Ramli bagi para jamaah haji adalah untuk tetap menjaga kesucian hati dan melakukan pertobatan serta meminta maaf kepada sesama manusia sebagai bagian dari proses pembersihan dosa dalam rangkaian ibadah haji.