Bagi jamaah haji, mencium atau melakukan istilam pada hajar aswad saat tawaf adalah tindakan yang disunnahkan. Namun, tidak semua jamaah haji dapat melakukannya karena berbagai alasan seperti kondisi fisik, usia, atau kepadatan jamaah lainnya. Dalam hal ini, agama Islam memberikan solusi bagi mereka yang mengalami kesulitan tersebut.
Menurut riwayat Muslim, Rasulullah saw pernah melakukan istilam pada hajar aswad dengan tongkatnya agar para sahabat yang jauh dapat melihat dan mendekat kepadanya. Hal ini menunjukkan pentingnya tindakan tersebut namun juga memberikan pemahaman bahwa ada alternatif jika seseorang tidak mampu melakukannya.
Bagi jamaah haji yang tidak dapat mencium atau melakukan istilam pada hajar aswad, mereka diperbolehkan untuk menyentuhnya dengan tangan kanan. Jika hal tersebut juga tidak memungkinkan, mereka boleh menggunakan tangan kiri. Apabila tidak dapat melakukan istilam dengan tangan sama sekali, boleh menggunakan kayu atau benda lain untuk menyentuh hajar aswad, kemudian mencium benda tersebut pada bagian yang tersentuh hajar aswad.
Jika semua cara tersebut tidak memungkinkan, jamaah haji diperbolehkan memberi isyarat istilam dengan tangan atau benda lain, lalu mencium tangan yang memberikan isyarat pada hajar aswad. Penting untuk diingat bahwa meskipun mencium atau istilam disunnahkan, jika kondisi tidak memungkinkan, tidak perlu memaksakan diri karena masih terdapat solusi lain yang tetap menjaga nilai ibadah tawaf.
Dengan demikian, jamaah haji yang menghadapi kesulitan dalam mencium atau melakukan istilam pada hajar aswad tidak perlu khawatir karena agama Islam memberikan kelonggaran dalam hal ini. Semoga pemahaman ini dapat memberikan kelegaan bagi mereka yang berjuang untuk melaksanakan ibadah haji secara sempurna.