Membaca syahadat merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam, baik dalam shalat maupun ketika mendengar azan. Namun, seringkali terjadi kekeliruan dalam membaca syahadat yang dapat mengubah makna dari apa yang seharusnya disampaikan.
Berikut adalah 5 kekeliruan umum yang sering dilakukan oleh para muazin saat membaca syahadat dalam azan:
- Menghilangkan huruf Ha pada kata “أَشْهَدُ”
Terkadang, muazin menghilangkan huruf Ha pada kata “أَشْهَدُ,” sehingga merubah maknanya dari “Aku bersaksi” menjadi “aku lebih keras.” - Tidak membaca idgham huruf Nun pada huruf Lam
Kekeliruan ini terjadi saat muazin tidak melafalkan huruf Nun dengan benar pada kata “أَنْ لَآ,” yang seharusnya dihukumi idgham bi la ghunnah. - Membaca pendek huruf لَآ
Seringkali muazin membaca huruf “لَآ” dengan pendek, padahal seharusnya dibaca panjang agar makna “tidak” dapat tersampaikan dengan jelas. - Membaca huruf إِلَّا tanpa tasydid
Salah satu kekeliruan adalah membaca huruf “إِلَّا” tanpa tasydid sehingga merubah makna menjadi “ke” bukan “kecuali.” - Membaca huruf أَنَّ dengan panjang
Kekeliruan terakhir terjadi saat muazin membaca huruf “أَنَّ” dengan panjang, yang seharusnya dibaca pendek agar makna tidak berubah menjadi “bahwasanya kami.”
Ketika membaca syahadat, para muazin perlu memperhatikan setiap huruf dan tajwid yang digunakan agar makna yang disampaikan tetap utuh. Kekeliruan dalam membaca syahadat dapat mengubah makna secara drastis, sehingga pemahaman yang baik akan sangat diperlukan untuk menjaga keaslian pesan yang ingin disampaikan. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat meningkatkan kesadaran dalam membaca syahadat dengan benar.