Tindakan bom bunuh diri kembali mengguncang tanah air dengan ledakan di Mapolsek Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. Kejadian tragis ini menelan korban jiwa dan mengguncang masyarakat. Dalam pandangan Islam, bunuh diri tidak hanya dihukumi sebagai dosa karena merenggut nyawa sendiri, tetapi juga karena dampaknya terhadap korban yang dilindungi oleh agama dan negara.

Nabi Muhammad sendiri telah mengecam keras segala bentuk tindakan bunuh diri. Bagi pelaku, ganjarannya adalah siksaan di neraka yang kekal. Hadits riwayat Abu Hurairah menggambarkan nasib pelaku bunuh diri di akhirat, di mana ia akan disiksa sesuai dengan cara ia menyiksa diri sendiri di dunia.

Ulama menjelaskan bahwa ada dua jenis pelaku tindakan bunuh diri. Pertama, mereka yang meyakini perbuatannya halal akan dianggap keluar dari Islam dan akan kekal abadi di neraka. Kedua, mereka yang tidak yakin halalnya perbuatannya, nasibnya diserahkan kepada Allah untuk memberi ampunan atau siksaan.

Perbuatan bunuh diri termasuk dosa besar di dalam Islam, dengan tingkat keparahan setelah dosa menyekutukan Allah. Tindakan bom bunuh diri yang merenggut nyawa orang tak berdosa semakin memperparah dosa pelakunya, terutama jika sasarannya adalah institusi negara.

Allah dalam Al-Qur’an menegaskan larangan membunuh orang yang diharamkan Allah tanpa alasan yang benar. Bahkan, siapa pun yang membunuh manusia tanpa alasan seperti itu seolah-olah telah membunuh seluruh umat manusia.

Dengan jelas, aksi bom bunuh diri adalah haram dan sangat dikecam dalam ajaran Islam. Agama tidak pernah memberikan legitimasi pada tindakan teror yang dapat mengancam stabilitas dan keamanan bersama.

Dari sudut pandang agama, penting bagi umat untuk memahami hukuman dan pandangan Islam terhadap tindakan bunuh diri agar dapat menjauhi perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.