Ibadah umrah merupakan ibadah yang memiliki kedudukan istimewa dalam agama Islam. Meskipun serupa dengan ibadah haji, umrah memiliki perbedaan yang mencolok, yaitu tidak melibatkan ibadah wukuf di Arafah.
Salah satu keutamaan ibadah umrah adalah penghapusan dosa-dosa sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang menyatakan bahwa “Umrah ke umrah merupakan kafarah (dosa) di antara keduanya.” Hal ini menunjukkan betapa besar pahala yang dapat diperoleh melalui pelaksanaan ibadah umrah.
Selain itu, jamaah umrah, sebagaimana jamaah haji, dianggap sebagai tamu Allah. Doa-doa mereka akan dikabulkan dan permohonan ampunan akan diterima oleh Allah SWT.
Dalam melaksanakan ibadah umrah, terdapat amalan wajib yang harus dipenuhi, salah satunya adalah ihram dari miqat yang telah ditentukan baik dari segi waktu maupun tempatnya. Miqat makani dalam ibadah umrah adalah tanah halal yang menjadi batas bagi jamaah untuk memasuki ihram.
Miqat zamani dalam ibadah umrah berbeda dengan miqat zamani dalam ibadah haji. Miqat zamani umrah dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa terikat pada bulan-bulan tertentu. Namun, pelaksanaan umrah pada hari-hari tertentu seperti hari nahar dan hari tasyriq bagi selain pelaksana haji dihindari karena ihram umrah tidak sah jika seseorang masih dalam keadaan ihram haji.
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa kewajiban dalam ibadah umrah adalah taqyid ihram dari miqat. Selain itu, menurut Sayid Utsman bin Yahya, menjauhkan diri dari yang haram juga termasuk dalam wajib-wajib ibadah umrah.
Dengan demikian, pelaksanaan ibadah umrah tidak hanya membawa berkah bagi pelakunya tetapi juga merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menghapus dosa-dosa yang telah dilakukan. Semoga kita semua diberikan kemudahan dan keberkahan dalam melaksanakan ibadah umrah.
