Istilah “haji kecil” mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian dari kita. Itulah sebutan lain dari umrah. Meskipun haji dan umrah merupakan dua ibadah yang berbeda, namun keduanya memiliki makna dan kedudukan yang sama pentingnya dalam agama Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

Dalam sejarah Islam, istilah “al-hajjul akbar” (haji besar) dipakai untuk haji, sementara “al-hajjul ashghar” (haji kecil) digunakan untuk umrah. Istilah-istilah ini bukanlah ciptaan baru, melainkan telah disematkan oleh Baginda Nabi sendiri sekitar 14 abad yang lalu. Dalam sebuah riwayat Abdullah bin Abu Bakr, terungkap bahwa Baginda Nabi pernah menegaskan bahwa ibadah umrah sejatinya adalah “haji kecil”.

Umrah sendiri memiliki pengertian yang mungkin belum banyak didefinisikan oleh para ulama. Salah satu ulama kontemporer, Syekh Abdul Qadir Syaibatul Hamdi, memberikan definisi umrah baik dari segi etimologi maupun terminologi. Secara etimologi, umrah dapat diartikan sebagai “berkunjung” atau berasal dari kata ‘imarah yang berarti struktur bangunan. Sedangkan secara terminologi, umrah adalah rangkaian ibadah yang meliputi ihram di miqat masing-masing, tawaf, sai, dan mencukur.

Meskipun umrah tidak termasuk dalam lima rukun Islam seperti haji, namun kedua ibadah tersebut memiliki posisi yang strategis di hadapan Allah dan dalam masyarakat. Bahkan sejak zaman jahiliah, masyarakat Arab telah mengenal dan mengamalkan ibadah haji dan umrah sebagai bagian penting dari kehidupan keagamaan mereka.

Haji dan umrah merupakan momentum besar dalam dunia Islam. Keduanya membawa hikmah dan manfaat sosial serta spiritual yang besar bagi umat Islam. Selain sebagai ibadah, haji dan umrah juga menjadi sarana untuk mempererat persatuan dan keakraban antara umat Islam dari berbagai penjuru dunia.

Sebagai jemaah haji dan umrah, semoga kita semua dapat merasakan kemabruran dalam melaksanakan ibadah kita. Amin. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca, wallahu a’lam bisshawab.