Dalam praktik dzikir berjamaah, seringkali terjadi perbedaan pendapat mengenai keberadaan kalimat “Afdlaludz dzikri fa‘lam annahû” sebelum dzikir Lâ ilâha illâh. Beberapa sumber menyebutkan bahwa kalimat ini sebaiknya tidak ditambahkan atau dimulai sebelum dzikir Lâ ilâha illâh.
Kritik dari Ustadz Misbah dalam kitab al-Jami‘ush Shaghir menyoroti masalah i’râb saat memulai dzikir dengan kalimat tersebut. Ia menekankan pentingnya struktur gramatikal Arab yang benar dalam penggunaan kalimat tersebut. Hal ini juga didukung oleh beberapa hadits yang menggunakan pola langsung tanpa sisipan “fa‘lam annahû”.
Meskipun demikian, ada pula argumen yang mendukung penggunaan kalimat tersebut. Kalimat “fa‘lam annahû” sebelum Lâ ilâha illâh juga ditemukan dalam Al-Qur’an dan diyakini memiliki keutamaan tersendiri. Salah satunya adalah untuk menekankan pentingnya pemahaman dan pengetahuan atas makna dzikir tersebut.
Pilihan antara menggunakan atau tidak menggunakan kalimat “fa‘lam annahû” sebelum dzikir Lâ ilâha illâh sebenarnya tidak mutlak salah. Setiap pilihan memiliki landasan argumentasi dan keutamaan masing-masing. Bagi pembaca, penting untuk memahami perbedaan pendapat ini dan memilih sesuai keyakinan dan pemahaman pribadi.