- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Keutamaan dan Hikmah Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan

Google Search Widget

Ibadah puasa yang diwajibkan bagi umat Islam hanya puasa di bulan Ramadhan. Selain itu, terdapat puasa sunnah yang dianjurkan untuk melengkapi kekurangan dalam puasa wajib dan sebagai ibadah yang dicintai Allah s.w.t. Adapun puasa wajib lainnya seperti puasa nazar dan kifarat hanya berlaku jika ada nazar atau pelanggaran hukum yang memerlukan kifarat.

Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Qur’an, pedoman abadi bagi umat manusia. Di bulan ini, dakwah Islamiyah mulai digalakkan dan terdapat malam Qadar yang lebih baik dari seribu bulan. Pelaksanaan puasa di bulan ini menjadi ibadah yang penuh makna dan selalu hidup dalam diri setiap muslim.

Bulan suci ini penuh dengan kebaikan dan keutamaan, sehingga orang yang memahaminya akan mengisi dengan ibadah dan muamalah yang terpuji. Jika kita memahami keutamaan bulan Ramadhan, pasti kita ingin agar seluruh tahun menjadi bulan Ramadhan.

Penetapan bulan Ramadhan sebagai bulan puasa memiliki hikmah besar karena menggunakan kalender Komariyah (kalender berdasarkan peredaran bulan). Kalender Komariyah kaya dengan fenomena alam, jelas, dan sulit untuk diselewengkan atau dipalsukan. Perhitungan tanggal dalam peredaran bulan juga mudah diketahui oleh siapa saja, baik terpelajar maupun awam.

Dengan menggunakan kalender Komariyah, pelaksanaan puasa Ramadhan dialami dalam berbagai musim, memberikan pengalaman yang berbeda sesuai situasi dan kondisi. Rasulullah Muhammad s.a.w. memerintahkan untuk memulai dan mengakhiri puasa Ramadhan dengan melihat bulan, seperti dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari: “Berpuasalah kamu karena melihat bulan (tanggal awal dari bulan Ramadhan), dan berhari rayalah karena melihatnya (tanggal pertama bulan Syawwal). Bila awan menghalangi (pandangan)mu (sehingga kamu tidak dapat melihat bulan), maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya’ban sebanyak tiga puluh hari”.

Perhitungan tahun Komariyah berbeda sekitar sebelas hari dengan tahun Syamsiyah (kalender matahari). Dengan demikian, bulan Ramadhan setiap tahun akan maju sebelas hari dibandingkan dengan tahun Syamsiyah. Dalam waktu sekitar 36 tahun, seorang muslim berpuasa dalam berbagai masa dan musim, menambah ketahanan mental dan fisik serta memperkaya pengalaman rohani.

Puasa Ramadhan diwajibkan dengan meninggalkan makan, minum, bercampur dengan istri, dan segala yang membatalkannya sejak fajar hingga terbenamnya matahari dengan niat mencari keridhaan Allah. Rasulullah s.a.w. bersabda: “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan mengharap ridha Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.

Puasa membentuk manusia muslim agar dapat meningkatkan kesabaran, ketabahan, dan daya tahan mental maupun fisik. Rasa haus dan lapar saat berpuasa meningkatkan solidaritas dan kasih sayang terhadap orang miskin dan anak yatim. Ibadah puasa menjadikan manusia mampu mengendalikan amarah dan hawa nafsunya sehingga tidak terjerumus dalam kehancuran.

Puasa adalah perisai; karena itu janganlah berkata keji atau berkelahi saat berpuasa. Jika ada yang mengajak berkelahi, katakanlah “Aku sedang berpuasa”.

Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga sikap dan perilaku selama menjalankan ibadah puasa.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

April 16

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?