- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

I’tikaf: Pengertian, Hukum, Rukun, Syarat, dan Pembatalannya

Google Search Widget

I’tikaf dalam pengertian bahasa berasal dari kata ‘akafa–ya’kifu–ukufan. Jika dikaitkan dengan kalimat “an al-amr,” menjadi “akafahu an al-amr,” yang berarti mencegah. Bila dikaitkan dengan kata “ala,” menjadi “akafa ‘ala al-amr,” artinya menetapi. Pengembangan kalimat ini menjadi i’takafa-ya’takifu-i’tikafan yang berarti tetap tinggal pada suatu tempat.

Kalimat “i’takafa fi al-masjid” berarti tetap tinggal atau diam di masjid. Menurut terminologi, i’tikaf adalah tetap diam di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah s.w.t. dengan beribadah, dzikir, bertasbih, dan kegiatan terpuji lainnya serta menghindari perbuatan tercela.

Hukum i’tikaf adalah sunnah, dapat dikerjakan setiap waktu yang memungkinkan, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Dari Aisyah r.a., istri Nabi s.a.w., menuturkan bahwa Nabi s.a.w. melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istrinya mengerjakan i’tikaf sepeninggal beliau (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 1886 dan Muslim: 2006).

Dari Ubay bin Ka’ab r.a. berkata bahwa Rasulullah s.a.w. beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Pernah selama satu tahun beliau tidak beri’tikaf, lalu pada tahun berikutnya beliau beri’tikaf selama dua puluh hari (Hadis Hasan, riwayat Abu Dawud: 2107, Ibn Majah: 1760, dan Ahmad: 20317).

Beri’tikaf di luar bulan Ramadhan dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a.: Nabi s.a.w. biasa beri’tikaf sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Kemudian aku memasang tirai untuk beliau, lalu beliau mengerjakan shalat Shubuh, kemudian beliau masuk ke dalamnya. Hafsah kemudian meminta izin pada Aisyah untuk memasang tirai, lalu Aisyah mengizinkannya. Maka Hafsah pun memasang tirai. Waktu Zainab binti Jahsyi melihatnya, ia pun memasang tirai juga. Pagi harinya Nabi s.a.w. menjumpai banyak tirai dipasang dan bertanya: “Apakah memasang tirai-tirai itu kamu pandang sebagai suatu kebaikan?”. Maka beliau meninggalkan i’tikaf pada bulan itu (Ramadhan itu). Kemudian beliau beri’tikaf pada sepuluh hari dari bulan Syawal sebagai gantinya (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 1892 dan Muslim: 2007).

Rukun i’tikaf terdiri dari niat i’tikaf, baik i’tikaf sunnah atau i’tikaf nazar. Bila seorang muslim bernazar akan melakukan i’tikaf, maka baginya wajib melaksanakan nazar tersebut dan niatnya adalah niat i’tikaf untuk menunaikan nazarnya. Selain itu, berdiam diri dalam masjid, baik sebentar atau lama sesuai dengan keinginan orang yang beri’tikaf atau mu’takif. I’tikaf di masjid bisa dilakukan pada malam hari ataupun siang hari.

Syarat i’tikaf terdiri dari: (1) Muslim; bagi non-muslim tidak sah melakukan i’tikaf, (2) Berakal; orang yang tidak berakal tidak sah melaksanakan i’tikaf, dan (3) Suci dari hadats besar.

I’tikaf di masjid menjadi batal disebabkan oleh: (1) Bercampur dengan istri berdasarkan firman Allah s.w.t.:

وَلَا تُبَٰشِرُوهُنَّ وَأَنتُمۡ عَٰكِفُونَ فِي ٱلۡمَسَٰجِدِۗ تِلۡكَ حُدُودُ ٱللَّهِ فَلَا تَقۡرَبُوهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ ءَايَٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ

“…Dan janganlah kamu campuri mereka (istrimu) itu, sedang kamu beri’tikaf di masjid, itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa” (QS. al-Baqarah, 2:187).

(2) Keluar dari masjid tanpa uzur atau halangan yang dibolehkan syariat. Tetapi bila keluar dari masjid karena ada uzur, seperti buang hajat atau buang air kecil dan yang serupa dengan itu, tidak membatalkan i’tikaf. Diperbolehkan keluar dari masjid karena mengantarkan keluarga ke rumah atau untuk mengambil makanan di luar masjid bila tidak ada yang mengantarkannya. Aisyah r.a. meriwayatkan:

“Nabi s.a.w. apabila beri’tikaf, beliau mendekatkan kepalanya kepadaku, lalu aku sisir rambutnya, dan beliau tidak masuk rumah kecuali untuk keperluan hajat manusia (buang air besar atau buang air kecil)” (Hadis Shahih, riwayat al-Bukhari: 1889 dan Muslim: 445).

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 6

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?