Bagi Mazhab Maliki, niat puasa Ramadhan cukup dilakukan sekali saja pada malam pertama bulan Ramadhan. Tidak perlu khawatir bila lupa berniat pada malam-malam berikutnya sepanjang bulan Ramadhan.
Mazhab As-Syafi’i mengharuskan niat puasa setiap malam selama bulan Ramadhan, berbeda dengan pandangan Mazhab Maliki yang mewajibkan niat hanya pada malam pertama. Kitab Perukunan Melayu Besar yang banyak mengutip dari Kitab Sabilul Muhtadin karya Syekh Arsyad Banjar mencantumkan lafal niat puasa Ramadhan sebulan penuh sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَمَضَانَ كُلِّهِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri Ramadhāna kullihī lillāhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku sengaja berpuasa bulan Ramadhan sekaliannya karena Allah ta’ala.” (Kitab Perukunan Melayu Besar, [Jakarta, Al-Aidrus: tanpa tahun], halaman 14).
Kewajiban niat puasa pada malam awal Ramadhan juga diterangkan dalam Risalah Abi Zaid Al-Qairuwani yang disyarahkan dalam Kitab Al-Fawakihud Dawani. Niat puasa pada malam-malam berikutnya tidak diwajibkan.
ويبيت الصيام في أوله “وليس عليه البيات” كل ليلة “في بقيته” وكذلك كل صوم يجب تتابعه يكفي النية الواحدة
Artinya, “Seseorang harus berniat puasa pada malam hari di awal Ramadhan. Tidak ada kewajiban niat berpuasa pada setiap malam pada hari-hari selanjutnya. Demikian juga berlaku pada puasa yang harus dikerjakan secara berurutan. Cukup niat sekali di awal,” (Syekh Ahmad bin Ghanim An-Nafrawi Al-Maliki, Al-Fawakihud Dawani, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 1997 M/1418 H], juz I, halaman 467).
Setelah akhir bulan Sya’ban dipastikan, seseorang dapat berniat pada malam pertama Ramadhan. Niat sekali dianggap cukup untuk ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh. Meski demikian, Mazhab Maliki tetap menganjurkan berniat puasa pada setiap malam Ramadhan. Wallahu a’lam.