- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Keistimewaan Puasa dalam Hadits Qudsi

Google Search Widget

Dalam banyak riwayat dijelaskan bahwa puasa memiliki beberapa keistimewaan dibanding ibadah-ibadah lainnya. Salah satu hadits yang menjelaskan kelebihan puasa adalah hadits qudsi berikut:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَام، فَإنَّهُ لِي وَأنَا أجْزِي بِهِ

Artinya, “Semua amal perbuatan anak Adam itu adalah untuknya, kecuali puasa, karena puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya.”

Hadits ini menunjukkan bahwa ibadah puasa memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT. Kata “untuk-Ku” menunjukkan betapa puasa merupakan ibadah yang memiliki kedudukan lebih dibanding ibadah lainnya.

Dalam beberapa hal, penyandaran sesuatu kepada Allah SWT juga terjadi. Seperti kata Ka’bah yang memiliki nama lain Baitullah (rumah Allah). Ini menunjukkan bahwa Ka’bah merupakan tempat yang memiliki kedudukan tinggi dibanding tempat-tempat lainnya.

Dari hadits tersebut, ada satu hal yang perlu digarisbawahi, yaitu kalimat “karena sesungguhnya puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan dengannya.” Muncul pertanyaan; bukankah semua ibadah itu akan dibalas oleh Allah SWT? Lalu mengapa dalam hadits tersebut seolah hanya puasa yang langsung dibalas oleh-Nya?

Para ulama berbeda pendapat dalam mengartikan hadits tersebut. Mengapa puasa memiliki keistimewaan di sisi Allah SWT dibanding amal ibadah lainnya? Berikut beberapa pendapat di antaranya.

Pertama, puasa adalah ibadah yang tidak bisa terjerumus dalam riya (pamer). Hal ini sesuai sabda Rasulullah SAW:

ليس في الصيام رياء

Artinya, “Pada puasa tidak ada sifat riya (pamer).”

Puasa merupakan ibadah yang bersifat abstrak. Artinya, ibadah puasa tidak memiliki gerakan yang bisa membedakan antara orang yang sedang berpuasa dengan yang tidak. Sebagai contoh, misalkan ada dua orang sedang berjalan beriringan. Yang satu berpuasa dan yang satu lagi tidak. Apakah kita bisa membedakan mana yang puasa dan mana yang tidak? Sulit, bukan?

Berbeda dengan ibadah lainnya seperti shalat, haji, zakat, dan lainnya. Antara orang yang sedang shalat dengan yang tidak bisa dibedakan dengan mudah karena shalat terlihat dari gerakannya.

Kedua, puasa mampu melumpuhkan setan. Saat berpuasa, kita menahan diri untuk tidak makan dan minum sampai waktu magrib tiba. Ketika makanan dan minuman tidak masuk dalam tubuh, maka nafsu (syahwat) dalam diri akan terkendali. Sementara nafsu merupakan pintu masuk utama bagi setan untuk menjerumuskan manusia dalam maksiat. Rasulullah SAW pernah bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَّمِ ، فَضَيِّقُوا مَجَارِيَهُ بِالْجُوعِ

Artinya, “Sesungguhnya setan itu menyusup dalam aliran darah anak Adam, maka persempitlah jalan masuknya dengan lapar (puasa).”

Ketiga, pahala puasa lebih besar dibanding ibadah lainnya. Menurut Al-Qurtubi, setiap amal ibadah sudah ditentukan besar pahalanya, mulai dari dilipatkan 10 kali, 700 kali, dan sampai yang Allah kehendaki. Lain halnya dengan puasa, pahalanya tidak memiliki ketentuan khusus, hanya Allah yang tahu. Hal ini senada dengan hadis berikut:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

Artinya, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya.”

Keempat, pahala melihat Allah SWT. Dalam kitab Durrah an-Nashihin (hal. 13), Syekh Utsman Syakir mengutip pernyataan Abul Hasan menjelaskan bahwa semua amal ibadah akan mendapatkan balasan berupa surga. Berbeda dengan puasa, pahalanya adalah bertemu langsung dengan Allah SWT di akhirat nanti, tanpa penghalang apapun. Melihat Allah SWT di akhirat merupakan kenikmatan tertinggi.

Terakhir, sebuah syair:

من كان يشكو عظم ذنوبه فليات في رمضان باب طبيبه ويفوز من عرف الصيام عليه أو ليس قال الله في ترغيبه الصوم لي و أنا أجزي به يا صائمي رمضان فوزوا بالمنى

“Siapa yang mengadu atas dosa-dosa yang ditanggungnya, datangilah pada bulan Ramadhan pintu Dzat yang mengobatinya.”

“Berbahagialah orang yang tahu akan puasa yang dilakukannya, Allah telah memberi kabar gembira untuknya.”

“Puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Wahai orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, bahagialah atas harapan.”

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?