Setiap Koin Shopee memiliki batas kadaluwarsa yang berbeda tergantung pada pemiliknya, baik konsumen maupun pelapak. Batas kadaluwarsa ini memegang peranan penting dalam mempengaruhi status harta Koin Shopee dalam kajian fiqih. Hal ini berkaitan dengan pemberian penghargaan atas loyalitas konsumen dalam berbelanja di Shopee.
Koin Shopee diberikan sebagai bentuk penghargaan atas loyalitas konsumen atau sebagai hadiah dari promo yang diselenggarakan oleh Shopee. Konsep “penghargaan loyalitas” menjadi kunci utama dalam hal ini. Penghargaan ini dapat berupa harta manfaat atau harta fisik.
Pemberian harta manfaat, seperti Koin Shopee, dapat dianggap sebagai bagian dari akad ijarah. Dalam hal ini, batas waktu kadaluwarsa ditempatkan untuk mengatur durasi penggunaan harta tersebut, tanpa mengubah statusnya sebagai harta yang sah. Selain itu, pemberian penghargaan berdasarkan pembelian atau promo menjadikan harta manfaat tersebut sebagai ju’lu (hadiah sayembara), bukan berasal dari akad utang.
Sementara itu, pemberian harta fisik berupa diskon belanja dalam platform Shopee didasari oleh akad jual beli. Karakteristiknya mencakup nilai uang yang dapat dicairkan. Dalam praktiknya, pihak Shopee bertanggung jawab dalam menunaikan kewajibannya kepada penjual.
Dengan adanya batas kadaluwarsa, Koin Shopee tetap diperlakukan sebagai harta manfaat yang tidak berasal dari relasi utang piutang sehingga tidak melibatkan unsur riba. Penetapan batas waktu ini sejalan dengan prinsip akad ju’alah (sayembara) di mana Shopee bertindak sebagai penjamin “ju’lu” yang dijanjikan.
Dengan demikian, pemahaman mengenai batas kadaluwarsa Koin Shopee tidak hanya relevan dalam konteks hukum agama, tetapi juga menunjukkan urgensi dalam memahami prinsip ekonomi syariah terkait pemberian penghargaan atas loyalitas konsumen.
