EDCCash, singkatan dari E-Dinar Coin Cash, merupakan kelanjutan dari E-Dinar Coin yang sempat menghebohkan sebelumnya. E-Dinar Coin (EDC) awalnya dihargai senilai 13 ribu rupiah namun kemudian nilainya menurun drastis di pasaran. Hal ini menyebabkan EDC sebenarnya memiliki nilai yang rendah secara riil.
Untuk mengatasi hal ini, EDC kemudian dipasarkan melalui jaringan yang menyerupai model MMM. Namun, kondisi EDC dalam sistem jaringan ini terbilang mirip dengan viewpoint Vtube, meskipun dengan perbedaan fundamental dalam nilai aset yang dimilikinya.
Pada tanggal 6 November 2020, harga E-Dinar Coin terhadap dolar di pasaran terbuka adalah $0,007170 dengan penurunan sebesar -1,78%. Artinya, nilai tukar sebenarnya dari 1 koin E-Dinar terhadap rupiah adalah sekitar 102 rupiah.
EDCCash sendiri merupakan kelanjutan dari EDC Blockchain dan disebut sebagai masternodes dari EDC Blockchain. Masternodes ini memungkinkan pengguna untuk meminjamkan koin mereka sehingga node dapat menambang EDC tanpa harus melakukan tindakan tambahan.
Bagi pengguna lama dengan saldo deposit E-Dinar Coin di dompet digitalnya, EDCCash akan mengelola saldo deposit tersebut secara otomatis. Saldo deposit akan bertambah sebesar 0.5% per hari atau naik sebesar 15% per bulan.
Untuk menjadi anggota EDCCash, calon anggota harus menyetorkan uang sebesar 5 juta rupiah. Biaya tersebut terinci sebagai berikut: Rp4 juta untuk biaya starter koin, Rp700 ribu sebagai biaya sponsor, dan Rp300 ribu untuk biaya sewa alat penambang.
Meskipun nilai tukar sebenarnya dari 1 koin E-Dinar hanya sekitar 102 rupiah di pasaran terbuka, harga beli per koin E-Dinar dalam EDCCash ditetapkan sebesar 20 ribu rupiah. Hal ini merupakan bagian dari akad idz’an yang memaksa para member untuk mengikuti harga yang ditetapkan perusahaan.
Bonus yang ditawarkan oleh perusahaan kepada member antara lain bonus sponsor dan bonus referensi. Bonus sponsor diberikan kepada anggota yang merekrut anggota baru, sedangkan bonus referensi berasal dari hasil mining anggota yang direferensikan.
Dengan adanya kesenjangan harga antara EDCCash dan pasar terbuka, serta praktik pengelabuan yang dilakukan perusahaan dengan menyamar sebagai bisnis sewa alat penambang, EDCCash dapat dikategorikan sebagai money game yang merugikan para anggotanya.
Kritik terhadap model bisnis EDCCash menjadi penting untuk memberikan pemahaman lebih dalam kepada masyarakat tentang potensi risiko dan kekurangan dalam investasi semacam ini. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam membuat keputusan yang bijak terkait dengan investasi kripto dan money game.
