Orang yang sedang sakit sering kali berada dalam kondisi kritis, di mana kesembuhannya bisa menjadi harapan atau sebaliknya, semakin mendekati ajal. Nasib seseorang di akhirat dipengaruhi oleh bagaimana ia menjalani hidupnya di dunia. Jika hidupnya berakhir dengan kebaikan, ia akan mendapatkan husnul khatimah; namun jika sebaliknya, ia akan mendapat su’ul khatimah.
Dalam Islam, sangat penting bagi orang yang sakit untuk tetap memperhatikan kewajiban shalatnya. Sebagaimana disarankan oleh Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang sakit terkait dengan menjaga shalatnya:
- Menjaga Kebersihan: Orang sakit harus berhati-hati terhadap najis yang mungkin terkena pada tubuh atau pakaian mereka, karena hal ini dapat menghalangi keabsahan shalat. Diperlukan bantuan dari orang lain untuk membantu memenuhi kebutuhan orang sakit, termasuk kebersihan dan shalat.
- Tidak Melalaikan Shalat: Meskipun dalam kondisi sakit yang lemah, orang tersebut tetap harus memperhatikan waktu-waktu shalat dan melaksanakannya sesuai dengan kemampuannya.
- Melaksanakan Shalat dengan Kondisi Riil: Orang sakit disarankan untuk tetap melaksanakan shalat sesuai dengan kondisi tubuhnya, baik itu dengan duduk, berbaring, atau sesuai kemampuannya.
- Kesadaran Terhadap Pentingnya Shalat: Sangat penting bagi orang sakit untuk tidak mengabaikan kewajiban shalatnya, karena mati dengan husnul khatimah adalah harapan setiap Muslim.
Dalam mendampingi orang sakit, keluarga atau siapapun yang merawatnya juga diminta untuk membantu agar orang sakit tetap menjalankan kewajiban shalatnya dengan baik hingga akhir hayatnya atau sembuh total. Jangan sampai kewajiban shalat terbengkalai di tengah perjalanan hidup yang penuh ujian ini.
Menjaga shalat bagi orang sakit adalah suatu bentuk pengabdian dan kepatuhan kepada ajaran agama Islam. Dengan tetap menjaga shalat, diharapkan orang sakit dapat meraih husnul khatimah dan mendapatkan keberkahan dalam kehidupan akhiratnya.