Nazar merupakan sebuah janji baik atau buruk menurut pengertian secara bahasa. Namun, dalam konteks syariah Islam, nazar adalah kesepakatan untuk melakukan ibadah yang bukan termasuk dalam hal yang wajib bagi seseorang. Dalam Islam, tidak sah untuk bernazar melakukan hal yang mubah, makruh, atau haram. Begitu juga tidak sah untuk bernazar melakukan sesuatu yang sudah menjadi kewajiban bagi seorang Muslim, seperti shalat lima waktu.
Perkara yang dapat dinazarkan dalam Islam adalah perbuatan sunnah atau fardlu kifayah, seperti bersedekah kepada fakir miskin atau menshalati jenazah seseorang. Pelaksanaan nazar membuat perbuatan yang semula sunnah atau fardhu kifayah menjadi wajib bagi orang yang menetapkannya.
Salah satu syarat sahnya nazar adalah lafaz nazar harus jelas dan pasti dalam menyanggupi melakukan suatu hal. Bila ungkapan tidak mengandung kepastian untuk melaksanakan suatu tindakan, maka itu bukanlah nazar.
Ketika seseorang bernazar akan melakukan ibadah tertentu secara umum, maka yang wajib dilakukan hanya sebatas sesuatu yang dapat disebut sebagai perbuatan ibadah tersebut. Misalnya, bernazar untuk berpuasa satu hari saja jika sembuh dari sakit.
Jika hal yang dinazarkan sudah ditentukan, misalnya bernazar akan puasa selama satu minggu jika juara kelas, maka wajib bagi orang tersebut untuk melaksanakan nazar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Nazar dalam pandangan Islam memiliki konsep dan ketentuan yang jelas agar pelaksanaannya sesuai dengan ajaran agama. Dengan memahami pengertian dan ketentuan nazar, umat Islam diharapkan dapat melaksanakan ibadah dengan penuh keyakinan dan ketaatan.