Mazhab Syâfi’î adalah salah satu mazhab dalam Islam yang didirikan oleh Imam Syâfi’î. Dalam mazhab ini terdapat perbedaan antara Syafi’i (Muhammad ibn Idris asy-Syafi’I) dan para pengikutnya yang disebut Syafi’iyah.

Imam Syâfi’î dikenal sebagai mujtahid muthlaq atau mujtahid mustaqil, yang merupakan derajat tertinggi seorang mujtahid. Metode Imam Syâfi’î dalam mengambil hukum didasarkan pada empat sumber utama, yaitu Al-Qur’an, Sunnah, Ijmâ’, dan Qiyâs. Pendapat hukumnya menjadi dasar bagi mazhab Syâfi’î.

Sementara itu, Syafi’iyah adalah para ulama yang mengikuti metode Imam Syâfi’î. Di antara pengikutnya, ada yang mencapai derajat mujtahid muqayyad seperti al-Muzannî dan al-Buwaithî. Meskipun metodenya mengikuti Imam Syâfi’î, pendapat hukum mereka tidak selalu sama persis. Seorang mujtahid muqayyad bisa naik menjadi mujtahid muthlaq jika tidak lagi terikat pada metode istinbâth imam lain.

Dalam mazhab Syâfi’î, terdapat juga derajat mujtahid mazhab, ulama, dan pengikut mazhab yang mengikuti metode dan pendapat Imam serta para ulama mazhabnya. Meskipun dinamis, pendapat dalam mazhab Syâfi’î tetap terikat pada ushûl dan kaidah istinbâth yang telah ditetapkan.

Meskipun tidak ada mazhab Syâfi’iyah, namun perkembangan zaman telah membuat nisbat kepada Syâfi’î semakin luas dan beragam. Terdapat faksi-faksi besar yang sama-sama bernisbat kepada Syâfi’î seperti faksi Irak dan faksi Khurâsan. Upaya untuk mengkompromikan dua kubu dilakukan oleh beberapa ulama terkemuka, mencapai puncaknya melalui sintesis oleh Imam Râfi’î dan Imam Nawâwî.

Dengan demikian, bermazhab dalam mazhab Syâfi’î bukanlah menjadi pengikut tanpa pemahaman, melainkan mengikuti manhaj atau qaul yang telah ditetapkan. Dalam dinamika mazhab ini, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, namun tetap terikat pada prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh Imam Syâfi’î.