Rangkaian khutbah Idul Fitri memiliki perbedaan dengan khutbah Jumat dalam tata cara penyampaiannya. Khutbah Idul Fitri disampaikan setelah shalat Idul Fitri dua rakaat, sedangkan khutbah Jumat disampaikan sebelum shalat Jumat dua rakaat.
Penyampaian khutbah Idul Fitri tetap disunnahkan meskipun shalat Idul Fitri dilaksanakan di rumah dengan jamaah terbatas, seperti anggota keluarga karena kondisi Covid-19. Berikut adalah rangkaian pelaksanaan khutbah Idul Fitri:
- Menghadap jamaah.
- Mengucap salam.
- Takbir (Allāhu Akbar sebanyak 9 kali).
- Membaca tahmid/hamdalah (Alhamdulillāh…).
- Membaca shalawat Nabi (Allahumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammad…).
- Membaca wasiyyat bit taqwa (Ūshīkum wa iyyāya bi takwallāh…).
- Menyampaikan nasihat tentang ketakwaan, terutama soal penting zakat fitrah.
- Membaca salah satu ayat Al-Qur’an.
- Menutup khutbah pertama (Bārakallāhu lī wa lakum, wa nafa‘anī wa iyyākum…).
Setelah itu, dilanjutkan dengan:
- Membaca takbir (Allāhu Akbar sebanyak 7 kali).
- Membaca tahmid/hamdalah (Alhamdulillāh…).
- Membaca shalawat Nabi (Allahumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammad…).
- Membaca wasiyyat bit taqwa (Ūshīkum wa iyyāya bi takwallāh…).
- Membaca salah satu ayat Al-Qur’an (jika belum dibaca pada khutbah pertama).
- Membaca doa ampunan untuk umat Islam (Allāhummaghfir lil muslimīna wal muslimāt…).
- Doa sapu jagat (Rabbanā ātinā fid duniyā hasanah…).
- Menutup khutbah kedua (‘Ibādallāh, innallāha ya’murukum bil ‘adli wal ihsān…).
- Mengucap salam.
Keterangan dari mazhab Syafi’i perihal khutbah Idul Fitri menyatakan bahwa setelah shalat Idul Fitri, disarankan untuk menyampaikan dua khutbah di atas mimbar. Khatib menghadap jamaah, memberi salam, dan berkhutbah seperti dua khutbah Jumat, namun tidak disyaratkan berdiri saat berkhutbah.
Hukum penyampaian khutbah Jumat adalah wajib, sementara penyampaian khutbah Idul Fitri adalah sunnah. Jika tidak ada jamaah yang mampu untuk berkhutbah, maka khutbah Idul Fitri dapat ditiadakan tanpa mempengaruhi sahnya shalat Idul Fitri.
“Sungguh, jika khutbah Idul Fitri ditinggalkan, maka shalat Idul Fitri-nya tetap sah.” Wallahu a’lam.